Agrikultura Indonesia

Agrikultura Indonesia, adalah kegiatan usaha produksi di bidang agrikultura dalam arti luas, yang meliputi; perkebunan, tanaman pangan, perikanan, Peternakan, tanaman hortikultura, dan kehutanan, yang melibatkan semua pihak yang saling terhubung dan saling mendukung, mulai dari penggiat budidaya, pelaku industri, pengkaji teknologi, serta penyandang dana .

Komoditi Agrikultura

Agrikultura merupakan kekuatan besar yang masih tersembunyi di Indonesia. Dengan kondisi iklim, serta kondisi lahan, tanah dan air, yang mendukung kemampuan produksi agrikultura Indonesia. Itu baru potensinya, dasarnya, yang merupakan berkah, pemberian alam. Dengan sinar matahari yang cukup sepanjang tahun.

Dengan hujan, yang secara alami teratur dan teratur musimnya. Ditambah lagi dengan kondisi kepulauan Indonesia, yang berada di atas lempeng-barisan gunung berapi. Tanah negeri ini sudah sejak lama dibuat subur oleh abu gunung-gunung berapi.

Kondisi negeri kepulauan, merupakan potensi perikanan yang berlimpah. Sesungguhnya ketersediaan pangan yang terkandung di wilayah perairan negeri ini, baik dari perairan air tawar, yang berupa sungai dan danau, dan apalagi dari perairan air asin, baik dari selat maupun lautan, yang luasnya melebihi luas daratan negeri ini, tidak akan habis dikonsumsi oleh seluruh rakyat negeri ini. Inilah anugrah besar yang merupakan potensi besar yang diberikan kepada negeri ini.

Selain komoditas tanaman pangan, tanaman hortikultura, perkebunan, dan kehutanan, yang didukung kondisi lahan yang subur, serta komoditas perikanan, yang didukung oleh luasnya wilayah perairan, baik air tawar dan apalagi air asin; bidang Peternakan juga seharusnya dapat lebih maju, dan terutama dapat lebih beragam komoditas unggulannya jika dibandingkan dengan negeri-negeri yang mempunyai 4 musim.

Indonesia sebagai salah satu negara Mega Biodiversity di dunia dikaruniai keanekaragaman hayati, yang juga berimbas di bidang agrikultura. Itulah tambahan keunggulan negri ini di bidang agrikultura, Agrobiodiversity. Keanekaragaman hayati agrikultura atau agrobiodiversity adalah bagian dari keanekaragaman hayati umum yang berkaitan dengan agrikultura. Hal ini dapat didefinisikan sebagai “keragaman dan variabilitas hewan, tumbuhan dan mikro-organisme pada tingkat genetik, spesies dan ekosistem yang menopang struktur ekosistem, fungsi dan proses di dalam dan di sekitar sistem produksi, dan yang menyediakan produk agrikutura pangan dan non-pangan”.

Negri kepulauan, penyangga lempeng-barisan gunung berapi, di wilayah tropis, dengan kultur masyarakat agraris
0
(ribu km2) Daratan
0
(ribu km2) Perairan
0
(juta) Penduduk
0
(juta) Petani

Teknologi & Inovasi

Teknologi agrikultura telah, sedang, dan akan terus berkembang melahirkan teknologi dan inovasi baru, untuk meningkatkan produktifitas hasil agrikultura. Mulai dari teknologi pembibitan, teknologi budidaya, teknologi pupuk, teknologi pemberantasan hama dan penyakit, serta teknologi pakan.

Demikian pula pada tahap panen, semakin diterapkan teknologi pemanenan yang lebih efisien. Selanjutnya pada penanganannya paska-panen, seperti; penyimpanan dan pengangkutan, yang semakin terukur, sesuai kebutuhan, dengan makin menjaga kualitas hasil panen agrikultura.

Apalagi pada tahap proses pengolahan hasil agrikultura. Banyak penemuan teknologi dan inovasi baru yang terus maju berkembang, baik perangkat lunak maupun perangkat kerasnya. Dan yang tidak kalah penting adalah semakin maju teknologi yang memungkinkan diversifikasi hasil olahan produk agrikultura.

Dengan makin berkembangnya teknologi, terutama pada bidang informatika dan digital, kegiatan grikultura semakin didorong untuk lebih efisien dan produktif. Data cuaca, iklim, ketinggian lokasi, curah hujan, kelembaban, dan lain-lain, sudah dapat diakses oleh pelaku usaha agrikultura. Peralatan sensor suhu, kadar air, dan lain-lain sudah banyak tersedia dan terhubung, melalui internet, dengan data, dan kondisi lapangan.

Demikian pula bermacam data tentang komoditi agrikultura semakin banyak tersedia dan dapat dengan segera diakses oleh pelaku usaha agrikultira. Dengan menggabungkan data yang ada, dengan teknologi agrikultura, serta dengan menerapkan Internet of Things, real-time sensor dan teknologi Kecerdasan Artifisial, diharapkan kegiatan usaha agrikultura mampu semakin maju dan berkembang dengan lebih efisien.

Smart Agriculture atau Smart Farming, merupakan teknologi di era Industri 4.0 untuk pengembangan pertanian modern, yang merupakan evolusi dari Precision Farming. Smart farming merupakan konsep manajemen pertanian yang menggunakan teknologi modern untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk pertanian, berbasis teknologi yang dapat membantu petani meningkatkan hasil panen secara kuantitas dan kualitas melalui teknologi pemindaian tanah, manajemen data, akses GPS, serta teknologi Internet of Things. Aplikasi smart agriculture mencakup monitoring hasil pertanian, pemetaan lahan pertanian, manajemen irigasi, penyimpanan produk pertanian, delivery produk pertanian ke konsumen, dan lainnya.

Itulah dampak, yang positif, dari revolusi Industri 4.0, termasuk di bidang usaha agrikultura di Indonesia. Banyak aplikasi di bidang agrikultura yang dapat diunduh dan digunakan oleh para praktisi dan pelaku usaha agrikultura. Pemerintah RI, oleh lembaga yang berwenang, juga mendukung lingkungan dan semangat Revolusi Industri 4.0 ini di bidang agrikultura.

Jaringan & Dana

Selain penerapan Teknologi, yang dinamis dan terus berkembang, untuk mewujudkan potensi yang besar menjadi kekuatan nyata agrikultura yang besar, dibutuhkan pengaturan, manajerial, dan kebijakan yang diterapkan dan dijalankan dengan tepat dan benar.

Dengan beragam kondisi iklim, altitude wilayah, kondisi dan jenis lahan tanah, keberadaan pengairan, atau kondisi perairan, dan lain-lain faktor alam pendukung, haruslah ada pengaturan komoditi yang tepat.

Misalnya untuk suatu wilayah tertentu, dengan kondisi alam, lahan, yang sudah terkarakterisik, sebaiknya dibudidayakan jenis komoditi yang paling sesuai, dengan tetap mempertimbangkan nilai ekonominya.

Atau kalau dengan pertimbangan ekonomi, walaupun tetap tidak boleh ‘menabrak’ faktor alam, pemilihan komoditi agrikultura juga tetap harus dipantau perkembangannya yang dinamis. Dalam hal ini, diperlukan kebijakan yang menyeluruh dan terintegrasi diantara pemegang kebijakan daerah, kebijakan regional, dan kebijakan pusat.

Berawal dari data, dengan masukan teknologi serta pertimbangan ekonomi, kemudian komunikasi antar wilayah dan pertimbangan pusat, baru kemudian bagus untuk dibuat kebijakan kegiatan agrikultura. Itulah awalnya. Kemudian berbagai masukan teknologi dan inovasi diterapkan, dengan dinamis, mengikuti perkembangan kemajuan.

Dari sinilah pentingnya hubungan, komunikasi, dan jaringan. Untuk penyampaian berbagai data yang terus berjalan, untuk meneruskan informasi dan inisiasi teknologi dan inovasi yang terus berkembang, serta kemungkinan perlunya men-dinamis-kan kebijakan sesuai dengan masukan mutakhir, untuk mengoptimalkan kegiatan usaha agrikultura.

Terdapat banyak jenis, bentuk, dan moda, yang dapat berfungsi sebagai Jejaring Agrikultura. Berkah dari revolusi industri 4.0, menyediakan banyak pilihan teknologi dan aplikasi, baik yang terpusat (sentralisasi), maupun dengan penerapan teknologi yang lebih baru dan fair, blockchain yang de-sentralisasi.

Jejaring yang baik dan adil, haruslah menghubungkan semua pihak yang berperan, sesuai kompetensinya masing-masing, saling mendukung, dan saling menguntungkan, dalam rangka meningkatkan kemandirian dan kekuatan agrikultura di Indonesia.

Bagian terakhir halaman ini adalah pendanaan. Semua kegiatan usaha, inovasi dan penerapan teknologi, analisa data terintegrasi, dan pemasaran hasil produksi, beserta semua beban logistik dari usaha agrikultura ini, semuanya membutuhkan pendanaan. Banyak bentuk, jenis, dan metoda, yang dapat diterapkan, baik melalui penyandang dana swasta, lembaga keuangan pemerintah, maupun secara personal melalui crowdfunding.

Kembali ke semua awalan kegiatan, niat baik dan program yang baik, adalah awal terbaik untuk membangun semuanya ini, dalam suatu platform sistem informasi agrikultura yang terintegrasi….