Alat & Mesin Pertanian

Alat dan mesin pertanian adalah berbagai alat dan mesin yang digunakan dalam usaha pertanian.  Pengelompokan penggunaan istilah alat dan mesin pertanian tidak lepas dari definisi dari alat dan mesin itu sendiri. Perbedaan mendasar antara alat dan mesin adalah, mesin memiliki poros yang berputar, sedangkan alat tidak.
Manfaat

Istilah Alsintan, atau Alat dan mesin pertanian mempunyai bermacam manfaat dan peran alam kegiatan usaha agrikultura, yang antara lain, misalnya :

+ Menyediakan tenaga untuk daerah yang kekurangan tenaga kerja
+ Antisipasi minat kerja di bidang pertanian yang terus menurun
+ Meningkatkan kapasitas kerja sehingga luas tanam dan intensitas tanam dapat meningkat
+ Meningkatkan kualitas sehingga ketepatan dan keseragaman proses dan hasil dapat diandalkan serta mutu terjamin
+ Meningkatkan kenyamanan dan keamanan sehingga menambah produktivitas kerja
+ Mengerjakan tugas khusus atau sulit dikerjakan oleh manusia
+ Memberikan peran dalam pertumbuhan di sektor non pertanian

Sebagai ilustrasi, misalnya, pekerjaan pengolahan tanah sawah bila menggunakan tenaga manusia diperlukan 50 hari kerja per hektare. Bila dibajak dengan kerbau, membutuhkan 25 hari kerja per hektare. Sedangkan jika dikerjakan dengan menggunakan traktor roda dua, cukup 10 jam per hektare.


Jenis dan Fungsi

Alat dan mesin (alsin) pertanian dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu : alsin budidaya, dan alsin pengolahan hasil. Alat dan mesin budidaya agrikultura adalah alsin yang digunakan di dalam proses budidaya dan produksi agrikultura, baik untuk komoditi tanaman, ternak, maupun ikan.

Contoh alsin untuk produksi tanaman adalah alsin pengolah tanah, mesin tanam, sprayer, mesin pemanen, dan sebagainya. Contoh alsin budidaya ternak adalah alsin penyiapan pakan, aerator, pemerah susu, dan sebagainya. Contoh alsin budidaya ikan adalah alsin penyiapan pakan, aerator, pembersih kolam, dan sebagainya.

Alat dan mesin pengolahan hasil agrikultura adalah alsin yang digunakan setelah paska-panen, yaitu di dalam proses pengolahan hasil tanaman, ternak, dan atau hasil perikanan. Contoh alat dan mesin penanganan dan pengolahan hasil tanaman, ternak dan ikan, misalnya adalah : Rice Milling Unit, pengering, thresher, mesin sortasi, mesin pengolah biji sawit, dan sebagainya.

Untuk lebih agak spesifik, alat dan mesin pertanian ini dibagi menjadi beberapa kelompok, berdasarkan “tugas”nya di dalam keseluruhan proses kegiatan usaha agrikultura, yaitu : Pengolah lahan, Penanam, Pemupuk, Pengendali hama, Pemanen, dan Pengolah hasil panen.

Pengolah lahan

Pengolahan lahan adalah dasar dan awal dari kegiatan usaha agrikultura, baik yang baru mulai setelah pembukaan lahan, maupun yang baru mulai lagi setelah selesainya kegiatan usaha agrikultura semusim sebelumnya, dengan atau tanpa selingan komoditi. Penglahan lahan ini berlaku juga untuk kegiatan usaha agrikultura perikanan.

Dengan pengolahan lahan dengan baik dan benar maka proses penanaman bibit/benih akan lebih bagus, dan diharapkan bibit/benih tumbuh dan berkembang lebih bagus di lingkungan tumbuh yang bagus.

Alat pengolahan lahan di bagi menjadi dua, yaitu alat pengolahan lahan primer dan pengolahan lahan sekunder. Disini ada banyak sekali alat pengolahan lahan, mulai dari alat pembongkar, pengaduk, penggembur sampai alat pembentuk parit.

Rotavator. Persiapan lahan bisa memakan waktu. Namun dengan alat dan peralatan yang tepat, pekerjaan ini akan dapat lebih efisien. Rotavator adalah bagian dari mesin yang berguna untuk persiapan lahan. Peralatan pertanian serbaguna ini adalah mesin bermotor yang menggunakan bilah berputar untuk mengubah tanah. Pada intinya rotavator mereka adalah alat pembalik tanah yang melakukan fungsi serupa dengan pembudidaya dan anakan. Sementara semua rotavator melakukan fungsi yang serupa, model yang berbeda menawarkan kemampuan yang berbeda.

Kultivator adalah alat dan mesin pertanian modern (alsintan) yang digunakan untuk pengolahan tanah sekunder. Kultivator bekerja dengan menggunakan gigi yang sedikit menancap ke dalam tanah sambil ditarik dengan sumber tenaga penggerak, umumnya traktor. Kultivator jenis lain (rotary tiller) menggunakan gerakan berputar cakram dan gigi untuk mencapai hasil yang sama.

Kultivator mengaduk dan menghancurkan gumpalan tanah yang besar, sebelum penanaman (untuk mengaerasi tanah) maupun setelah benih atau bibit tertanam (untuk membunuh gulma). Berbeda dengan garu mengaduk sebagian besar permukaan tanah, kultivator mengaduk tanah sebagian saja secara hati-hati sehingga tidak mengganggu tanaman pertanian.

Bajak singkal merupakan salah satu di antara alat pertanian tertua dan umumnya dianggap sebagai alat yang paling penting. Pembajakan menyerap tenaga traksi lebih besar dibanding semua pengerjaan lapang lainnya. Meskipun pengkajian terhadap hasil panen telah memberi petunjuk bahwa pada keadaan tertentu pada beberapa tanaman budidaya tertentu tidak terlihat adanya keuntungan dari dilakukannya pembajakan, bajak singkal masih sejauh ini merupakan alat yang paling banyak digunakan untuk olah tanah pertama pada penyiapan persemaian.

Sprinkler, secara teknis, merupakan teknik dalam irigasi yang mencakup overhead irrigation, yakni dengan menyemburkan air dari bawah ke atas, sehingga mampu menyirami seluruh tanaman yang ada di kebun Anda dalam waktu singkat. Ini merupakan cara yang sangat efisien, terutama pada media tanah yang memiliki tekstur agak kasar karena pemakaian airnya bisa dua kali lebih hemat.

Teknik irigasi menggunakan sprinkler ini banyak diminati, terutama oleh pemilik lahan pertanian atau perkebunan yang cukup luas. Seperti yang telah dibahas di atas, efisiensi air menjadi alasan utama, namun sistem sprinkler juga bisa menghemat waktu dan tenaga karena dapat mengaliri air secara otomatis.

Penanam

Seed drill digunakan untuk menanam benih dari berbagai jenis benih biji-bijian jenis ini menggabungkan sistem distribusi benih mekanis. Ini pada dasarnya terdiri dari kerangka penahan beban yang dilengkapi dengan hopper berisi benih yang akan ditabur, distributor benih dengan serangkaian elemen pengiriman yang mengarahkan benih ke tanah, dan elemen berkerut yang dilengkapi dengan perangkat penutup benih yang membuka alur kecil di tanah, di mana benih disimpan.

Planter/transplanter adalah mesin penanam khusus yang cocok untuk mentransplantasikan benih padi ke sawah. Terutama dua jenis transplantasi beras, tipe berkuda dan tipe berjalan. Tipe berkuda digerakkan oleh tenaga dan biasanya enam jalur dalam satu lintasan.

Pada model yang lain, tipe berjalan didorong secara manual dan biasanya empat baris dalam satu lintasan. Meskipun padi ditanam di luar wilayah Asia, transplantasi beras digunakan terutama di Asia Timur, Tenggara, dan Selatan. Ini karena padi dapat ditanam tanpa transplantasi, dengan menggunakan benih di ladang, dan petani di luar Asia, ini adalah cara gratis untuk membayar dengan biaya hasil yang lebih rendah.

Perawatan

Di dalam kegiatan usaha agrikultura, perlakuan perawatan ini meliputi, antara lain; pemupukan, aerasi air, pemberian pakan, serta pencegahan/pengendalian hama dan penyakit.

Aerator. Kincir air tambak merupakan peralatan yang fundamental dalam budidaya tambak. Selain memastikan kadar oksigen terlarut dalam air tetap tersedia maksimal, kincir air tambak sebagai aerator yang baik juga harus dapat membantu menghilangkan oksidasi besi dan mangan dalam air, mereduksi amonia dalam air melalui proses nitrifikasi.

Fungsi kincir air itu sendiri di perairan buatan adalah untuk menciptakan aerasi. Aerasi adalah proses peningkatan kandungan oksigen di lingkungan air, dengan tujuan membuat organisme hidup di dalamnya tumbuh lebih sehat dan cepat.

Nutrisi atau pakan yang telah ditambahkan ke kolam menyebabkan meningkatnya kebutuhan oksigen di dalam air, terutama pada cuaca panas dimana tingkat DO (oksigen terlarut) lebih rendah, dan dapat menyebabkan kondisi yang dapat membunuh pertumbuhan udang, ikan dan atau pertumbuhan alga semakin meningkat.

Itu sebabnya dibutuhkan waterwheel/kincir air yang berguna untuk: Menciptakan air buatan dibuat lebih alami dan membuat tingkat DO di perairan secara teratur untuk menstabilkan proses biologis di sekitarnya; Membantu penyebaran obat jika ada perawatan kimia; Membantu dalam proses pencampuran karakteristik antara perairan kolam lapisan atas dan bawah; Membantu dalam proses pemupukan air; serta Membantu mengarahkan kotoran dasar tambak ke pembuangan pusat, sehingga mempermudah dalam proses pembersihan dasar kolam.

Sprayer digunakan untuk menyebarkan/ menyemprotkan cairan pupuk, herbisida, pestisida dan cairan lain ke lahan pertanian terdapat banyak jenis sprayer manual biasanya di bawa di punggung namun pada era ini sudah muncul jenis alat pertanian modern sprayer automatic yaitu menggunakan teknologi drone (pesawat tanpa awak) yang dapat melakukan penyemprotan secara otomatis dengan menawarkan efisiensi sangat tinggi .

Slurry spreader. Penyebar pupuk dimulai sebagai unit yang digerakkan oleh tangan yang bisa ditarik oleh kuda atau tim kuda. Banyak dari penyebar yang digerakkan oleh tangan ini masih diproduksi hingga saat ini, sebagian besar dalam bentuk unit kecil yang dapat ditarik di belakang traktor kebun yang lebih besar atau kendaraan semua medan (ATV). Dalam beberapa tahun terakhir, unit yang digerakkan hidrolik dan PTO telah dikembangkan untuk menawarkan tingkat aplikasi yang bervariasi. Beberapa model juga dirancang dengan mekanisme rotating removable (beater), ekstensi samping yang dapat dilampirkan, dan tailgate untuk mengangkut hijauan cincang, biji-bijian sereal, dan tanaman lainnya. Penyebar pupuk (modern) tipikal terdiri dari sebuah trailer yang ditarik di belakang traktor dengan mekanisme berputar yang digerakkan oleh power take off traktor (PTO).

Pemanenan

Panen adalah pemungutan hasil kegiatan usaha agrikultura, misalnya; hasil sawah, ladang, tambak, kebun, ternak, sampai hasil hutan. Panen pada masa kini dilakukan dengan memanfaatkan teknologi yang sudah ada, tergantung kebutuhan dan kemampuan, dari mesin pemanen yang sederhana, sampai yang kompleks seperti mesin pemanen combine harvester.

Combine harvester adalah alat pemanen padi yang dapat memotong bulir tanaman yang berdiri, merontokkan dan membersihkan gabah sambil berjalan dilapangan. Dengan demikian waktu pemanenan akan lebih singkat dibandingkan dengan menggunakan tenaga manusia (manual) serta tidak membutuhkan jumlah tenaga kerja manusia yang besar seperti pada pemanenan tradisional. Penggunaan alat ini memerlukan investasi yang besar dan tenaga terlatih yang dapat mengoprasikan alat ini.

Pada dasarnya proses panen padi dapat dilakukan melalui dua macam cara, yaitu melalui cara tradisional dan menggunakan mesin perontok padi tipe stasioner.

Mengingat adanya beberapa jenis lahan, maka kedua cara tersebut dirasa belum maksimal, sehingga perlu dilakukan perancangan dan pengembangan produk mesin pemanen padi (combine harvester) portable. Mesin ini mempunyai kemampuan kerja merontokkan bulir padi dari batangnya dan sekaligus dapat menebang batang padi tersebut.

Pemahaman tentang combine harvester dan mower sangat penting dalam pengelolaan pertanian tanaman pangan modern, dan pengelolaan lapangan rumput baik untuk pakan ternak maupun turfgrass. Dengan mengetahui bagian mesin dan cara kerja serta kinerja, pengelolanya akan dapat merencanakan dan mengatur penggunaan combine harvester dan mower dengan efisien dan ekonomis. Dengan demikian akan mendukung proses budidaya keseluruhan secara mekanis.

Paska Panen

Selain padi, yang merupakan hasil agrikutura yang menjadi makanan pokok sebagian masyarakat Indonesia, industri penanganan paska-panen tanaman tembakau, yang dikonsumsi banyak orang Indonesia sebagai rokok, sudah sangat berkembang, dengan berbagai jenis mesin pengolahan tembakau yang sudah otomatis, seperti misalnya; pengering, pencacah, penambah aroma, dan lain-lain.

Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) di Indonesia

0
Industri Alsintan
< 0
(hp/ha) level Mekanisasi
0
(ha) Luas Lahan
0
(unit) Ketersediaan Alsintan
Pengolahan Hasil Agrikultura

Proses pengolahan hasil agrikultura adalah proses pembuatan bahan dari bahan mentah/segar menjadi produk-produk guna memenuhi kebutuhan manusia baik secara Fisik, Kimiawi maupun biokimiawi. Adapun perlakuan dalam proses pengolahan hasil pertanian melingkupi beberapa proses diantaranya Penanganan bahan, pembersihan, pemisahan, sortasi, pemanasan dengan suhu tinggi, pendinginan dan pembekuan, pengeringan, pengentalan, pengkristalan, ekstraksi, distilasi, penggilingan, pencampuran, pengemasan, penyimpanan dan penggudangan.

Dengan teknik pengolahan di harapkan dapat menekan kerusakan hasil produksi agrikultura serta dapat memperoleh nilai tambah yang jauh lebih besar serta dapat menghasilkan produk-produk agrikultura dari komuditas lokal.

Tujuan kegiatan pengolahan hasil agrikultura, antara lain ; memperpanjang waktu dan jumlah persediaan, memudahkan penyimpanan dan distribusi, meningkatkan nilai tambah ekonomis dan nilai tambah sosial, mengurangi tingkat kerugian, serta ikut mengurangi pencemaran lingkungan dan mengurangi proses pengolahan limbah.

Pengolahan hasil agrikultura merupakan bagian yang penting dari agroindustri yang kompleks, mulai dari produksi hasil agrikultura, industri pengolahan atau transformasi, sampai dengan penggunaannya oleh konsumen. Agroindustri merupakan kegiatan yang saling berhubungan (interelasi) produksi, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, pendanaan, pemasaran dan distribusi produk agrikultura.

Beberapa contoh pengolahan hasil agrikultura, adalah : di sektor Tanaman Pangan, misalnya ; pengolahan singkong menjadi tepung tapioka (aci), pembuatan mie bihun dari hasil tanaman Sagu, Pengolahan “susu” kedelai, industri mie bungkus dari gandum, dan lain-lain.

Di sektor Perkebunan, misalnya: industri minyak nabati, baik dari tanaman kelapa sawit maupun kelapa; industri minyak rempah, seperti; minyak cengkih, minyak pala, minyak nilam, dan lain-lain. Di sektor Tanaman Hortikultura, misalnya; industri minuman juice, baik buah-buahan maupun sayuran, sampai dengan indutri yang nilai ekonominya besar, seperti industri parfum.

Di sektor Perikanan serta Peternakan, misalnya; industri pengawetan dan pengalengan, daging mentah segar, baik daging ikan, maupun daging hewan. Demikian juga industri pengolahan, pengawetan, dan pengemasan susu segar. Selanjutnya, kegiatan proses pengolahan di sektor Kehutanan, misalnya; industri meubel serta pertukangan kayu, dan termasuk juga industri minyak dari tanaman kehutanan, misalnya; minyak kenanga, minyak kenari, minyak kemiri, serta minyak kayu putih. Masih banyak lagi hasil industri pengolahan hasil hutan, selain kayu, yang lain, misalnya; kemenyan, terpentin, kapur barus, kayu manis, dan lain-lain.