Pakan ruminansia
Dalam peternakan, pakan merupakan unsur terpenting dan biasanya menjadi komponen biaya terbesar dalam pemeliharaan hewan. Peternak sering kali mengurangi biaya pakan dengan menanam sendiri tumbuhan pakan untuk ternak herbivor mereka atau memanfaatkan produk sampingan usaha pertanian atau perkebunan (misalnya bungkil inti sawit).
Sebagai herbivor, komponen utama pakan ruminansia adalah hijauan, yang umumnya berasal dari rumput-rumputan (famili Poaceae) dan kacang-kacangan (famili Fabaceae). Hijauan dapat diberikan kepada ternak dalam kondisi segar, dikeringkan dalam bentuk hay atau jerami, atau difermentasikan dalam bentuk silase. Hijauan merupakan sumber karbohidrat, termasuk serat pangan, yang biasanya diberikan sebanyak 10–12% dari bobot badan ternak per hari.
![](https://agrindo.net/wp-content/uploads/2023/02/ruminan.png)
Komponen pakan yang lain adalah konsentrat (pakan penguat) yang merupakan campuran bahan-bahan dengan kandungan protein dan energi yang tinggi. Konsentrat umumnya diberikan sebanyak 1–2% dari bobot badan ternak per hari. Terkadang, konsentrat juga dicampur dengan premiks, yang terbagi menjadi pelengkap pakan (suplemen) dan imbuhan pakan (aditif).
Pakan unggas
Unggas merupakan jenis hewan dengan kebutuhan nutrisi yang cukup tinggi. Satu ekor unggas saja bisa membutuhkan 23% protein kasar per hari. Ada beberapa jenis pakan yang bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan protein unggas:
Jagung giling merupakan sumber pakan ternak unggas terbaik yang cukup melimpah. Kandungan protein kasar jagung yang mencapai 8% tentu bisa dijadikan sebagai bahan tambahan pakan bernutrisi tinggi.
Serat kasar yang cukup rendah pada biji jagung juga bisa mengurangi banyaknya jumlah nutrisi yang terbuang melalui feses. Nutrisi yang terserap sempurna tentu akan mempercepat pertumbuhan dan perkembangan unggas tersebut sehingga lebih cepat panen.
Pollard. Limbah dari penggilingan gandum ini memiliki tingkat protein kasar yang cukup tinggi sehingga bisa dijadikan sebagai bahan campuran pakan. Kandungan protein kasar pada pollard cukup tinggi, yakni mencapai 12.7%.
Harganya cukup tinggi, dan biasanya persentase penggunaan pollard dalam ransum pakan unggas, di bawah 10% dari total ransum untuk menekan biaya.
Larva lalat hitam yang lebih populer disebut dengan
Manggot BSF ini merupakan sumber pakan baru yang memiliki nutrisi tinggi. Protein kasar yang ada pada Maggot BSF bisa mencapai 38%, loh. Meskipun kaya nutrisi, Maggot tidak bisa diberikan begitu saja kepada unggas.
Maggot diberikan dalam bentuk tepung dan campur kedalam pakan unggas.
![](https://agrindo.net/wp-content/uploads/2023/02/tepung-ikan-e1675327582847.jpg)
Salah satu bahan yang banyak dipakai untuk sumber pakan ternak adalah
tepung ikan. Kandungan protein kasar yang dimiliki tepung ikan sangat tinggi. Tepung ikan juga diperkaya dengan kandungan nutrisi lainnya.
Kandungan protein kasar yang mencapai hingga 48%. Sayangnya, sifat anti nutrisi yang dimiliki tepung ikan membuatnya hanya bisa digunakan maksimal 25% saja dalam ransum pakan.
Sorgum. Salah satu jenis biji-bijian ini memiliki persentase protein mencapai 12,8%, hampir sama dengan jagung. Harga Sorgum yang cukup terjangkau bisa dijadikan sebagai alternatif sumber pakan berprotein tinggi yang ramah di kantong.
Bungkil kacang kedelai. Salah satu limbah dari olahan biji kedelai ini masih meninggalkan kandungan protein kasar yang cukup tinggi, berkisar 44%. Selain kandungan nutrisi yang cukup tinggi, ketersediaan bungkil kedelai juga masih melimpah, sehingga bisa diberikan secara kontinu kepada unggas.