Kedelai

Kedelai, atau kacang kedelai, adalah salah satu tanaman jenis polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur seperti susu, kecap, tahu, dan tempe. Berdasarkan peninggalan arkeologi, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500 tahun yang lalu di Asia Timur.

Kedelai dikenal dengan berbagai nama: sojaboon (bahasa Belanda), soja, soja bohne (bahasa Jerman), soybean (bahasa Inggris), kedele (bahasa Indonesia sehari-hari, bahasa Jawa), kacang ramang, kacang bulu, kacang gimbol, retak mejong, kaceng bulu, kacang jepun, dekenana, demekun, dele, kadele, kadang jepun, lebui bawak, lawui, sarupapa tiak, dole, kadule, puwe mon, kacang kuning (Sumatra bagian utara) dan gadelei. Berbagai nama ini menunjukkan bahwa kedelai telah lama dikenal di Indonesia.

Tanaman Kedelai

Kedelai merupakan terna dikotil semusim dengan percabangan sedikit, sistem perakaran akar tunggang, dan batang berkambium. Kedelai dapat berubah penampilan menjadi tumbuhan setengah merambat dalam keadaan pencahayaan rendah. Kedelai, khususnya kedelai putih dari daerah subtropik, juga merupakan tanaman hari-pendek dengan waktu kritis rata-rata 13 jam. Ia akan segera berbunga apabila pada masa siap berbunga panjang hari kurang dari 13 jam. Ini menjelaskan rendahnya produksi di daerah tropika, karena tanaman terlalu dini berbunga.


Biji

Biji kedelai berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak mengandung jaringan endosperma. Embrio terletak di antara keping biji. Warna kulit biji kuning, hitam, hijau, coklat. Pusar biji (hilum) adalah jaringan bekas biji melekat pada dinding buah. Bentuk biji kedelai umumnya bulat lonjong tetapi ada pula yang bundar atau bulat agak pipih.


Kecambah

Biji kedelai yang kering akan berkecambah bila memperoleh air yang cukup. Kecambah kedelai tergolong epigeous, yaitu keping biji muncul di atas tanah. Warna hipokotil, yaitu bagian batang kecambah di bawah daun kecambah (kotiledon), ungu atau hijau yang terpaut dengan warna bunga. Kedelai yang berhipokotil ungu berbunga ungu, sedang yang berhipokotil hijau berbunga putih. Kecambah kedelai dapat digunakan sebagai sayuran (tauge).


Perakaran

Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar cabang yang tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan tanah. Jika kelembapan tanah turun, akar akan berkembang lebih ke dalam agar dapat menyerap unsur hara dan air. Pertumbuhan ke samping dapat mencapai jarak 40 cm, dengan kedalaman hingga 120 cm. Selain berfungsi sebagai tempat bertumpunya tanaman dan alat pengangkut air maupun unsur hara, akar tanaman kedelai juga merupakan tempat terbentuknya bintil-bintil akar.

Bintil akar tersebut berupa koloni dari bakteri pengikat nitrogen Bradyrhizobium japonicum yang bersimbiosis secara mutualis dengan kedelai. Pada tanah yang telah mengandung bakteri ini, bintil akar mulai terbentuk sekitar 15 – 20 hari setelah tanam. Bakteri bintil akar dapat mengikat nitrogen langsung dari udara dalam bentuk gas N2 (nitrogen) yang kemudian dapat digunakan oleh kedelai setelah dioksidasi menjadi nitrat (NO3+).


Batang

Kedelai berbatang memiliki tinggi 30–100 cm. Batang dapat membentuk 3 – 6 cabang, tetapi bila jarak antar tanaman rapat, cabang menjadi berkurang, atau tidak bercabang sama sekali. Tipe pertumbuhan batang dapat dibedakan menjadi terbatas (determinate), tidak terbatas (indeterminate), dan setengah terbatas (semi-indeterminate). Tipe terbatas memiliki ciri khas berbunga serentak dan mengakhiri pertumbuhan meninggi. Tanaman pendek sampai sedang, ujung batang hampir sama besar dengan batang bagian tengah, daun teratas sama besar dengan daun batang tengah. Tipe tidak terbatas memiliki ciri berbunga secara bertahap dari bawah ke atas dan tumbuhan terus tumbuh. Tanaman berpostur sedang sampai tinggi, ujung batang lebih kecil dari bagian tengah. Tipe setengah terbatas memiliki karakteristik antara kedua tipe lainnya.


Bunga

Bunga kedelai termasuk bunga sempurna yaitu setiap bunga mempunyai alat jantan dan alat betina. Penyerbukan terjadi pada saat mahkota bunga masih menutup sehingga kemungkinan kawin silang alami amat kecil. Bunga terletak pada ruas-ruas batang, berwarna ungu atau putih. Tidak semua bunga dapat menjadi polong walaupun telah terjadi penyerbukan secara sempurna. Sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk polong.


Buah

Buah kedelai berbentuk polong. Setiap tanaman mampu menghasilkan 100 – 250 polong. Polong kedelai berbulu dan berwarna kuning kecoklatan atau abu-abu. Selama proses pematangan buah, polong yang mula-mula berwarna hijau akan berubah menjadi kehitaman.


Daun

Pada buku (nodus) pertama tanaman yang tumbuh dari biji terbentuk sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di atasnya terbentuk daun majemuk selalu dengan tiga helai. Helai daun tunggal memiliki tangkai pendek dan daun bertiga mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing daun berbentuk oval, tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus (trichoma) pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai daun majemuk. Setelah tua, daun menguning dan gugur, mulai dari daun yang menempel di bagian bawah batang.

Budidaya

Kedelai yang dibudidayakan adalah Glycine max yang merupakan keturunan domestikasi dari spesies moyang, Glycine soja. Dengan versi ini, G. max juga dapat disebut sebagai G. soja subsp. max. Kedelai merupakan tanaman budidaya daerah Asia subtropik seperti Cina dan Jepang. Sebaran G. soja sendiri lebih luas, hingga ke kawasan Asia tropik.

Kedelai adalah tumbuhan yang selalu peka terhadap pencahayaan. Dalam pencahayaan agak rendah batangnya akan mengalami pertumbuhan memanjang sehingga berwujud seperti tanaman merambat.

Beberapa kultivar kedelai putih budidaya di Indonesia, di antaranya adalah ‘Ringgit’, ‘Orba’, ‘Lokon’, ‘Davros’, dan ‘Wilis’. ‘Edamame’ adalah kultivar kedelai berbiji besar berwarna hijau yang belum lama dikenal di Indonesia dan berasal dari Jepang.

Kedelai dibudidayakan di lahan sawah maupun lahan kering (ladang). Penanaman biasanya dilakukan pada akhir musim penghujan, setelah panen padi. Pengerjaan tanah biasanya minimal. Biji dimasukkan langsung pada lubang-lubang yang dibuat. Biasanya berjarak 20–30 cm.

Pemupukan dasar dengan pupuk yang mengandung nitrogen dan fosfat diperlukan, namun setelah tanaman tumbuh penambahan nitrogen tidak memberikan keuntungan apa pun. Lahan yang belum pernah ditanami kedelai dianjurkan diberi “starter” bakteri pengikat nitrogen Bradyrhizobium japonicum untuk membantu pertumbuhan tanaman.

Pembumbunan tanah dilakukan pada saat tanaman remaja (fase vegetatif awal), sekaligus sebagai pembersihan dari gulma dan tahap pemupukan fosfat kedua. Menjelang berbunga pemupukan kalium dianjurkan walaupun banyak petani yang mengabaikan untuk menghemat biaya.

Kacang Kedelai

0
(Hektar) Luas Panen Kedelai
0
(Ton) Produksi/Tahun
0
(Ton.) Konsumsi/Tahun
0
(Ton) Impor/Tahun

Produk Olahan Kedelai

Tempe

Dahulu, tempe merupakan produk kearifan lokal yang telah tercatat dalam buku Serat Centhini di abad ke-18. Walau semula dikembangkan dari kedelai hitam nan gurih kaya asam amino glutamat, selera masyarakat yang berubah membuatnya beralih ke bahan baku kedelai kuning berkat warnanya yang lebih menarik. Cara membuat tempe dimulai dari perebusan kedelai, pengupasan, perendaman, dan pembersihan. Fermentasi dilakukan menggunakan daun pisang bersama campuran ragi tempe, jamur jenis Rhizopus.


Susu Kedelai

Walau disebut susu, kenyataannya minuman ini adalah sari kedelai. Bergizi tinggi, susu kedelai cocok dikonsumsi oleh penderita lactose intolerance atau alergi susu sapi. Susu kedelai diperoleh dengan cara menghaluskan kedelai bersama air, disaring, kemudian dimasak untuk mematikan bakteri yang mungkin terkandung di dalamnya. Susu kedelai dalam berbagai rasa, seperti cokelat dan buah-buahan, sangat digemari.


Tahu

Sari kedelai dapat diproses lebih lanjut menjadi tahu. Dimasak dan ditambahkan bahan koagulen –salah satunya cuka masak– yang membuat protein pada kedelai menggumpal. Hasil gumpalan ini disaring dan diperas untuk mengurangi kadar airnya, kemudian dicetak. Banyak jenis tahu yang dijual di pasaran. Selain tahu putih, ada tahu kuning yang diwarnai dengan kunyit, tahu pong, tahu takwa, tahu sutra, dan lainnya.


Kembang tahu

Memiliki tekstur yang lebih lembut dari tahu biasa. Proses pembuatannya serupa dengan proses pembuatan tahu. Sari kedelai diberi bahan koagulan hingga menggumpal. Namun, tidak melewati proses penyaringan dan pemerasan. Kandungan air yang banyak memang disengaja agar teksturnya lembut. Kembang tahu biasa hadir dalam bentuk hidangan penutup. Disajikan bersama sirop jahe dan gula merah.


Oncom

Ampas atau sisa penyaringan kedelai dari proses pembuatan susu kedelai atau tahu dapat diolah kembali untuk menghasilkan oncom. Ampas kedelai ditambahkan tepung singkong sebagai bahan perekat, kemudian dikukus hingga matang. Setelah dicetak, ampas tahu ini kemudian ditaburi ragi oncom (Neurospora sitophila). Dengan masa inkubasi selama 2 hari, ampas tahu akan berubah menjadi oncom berwarna oranye.


Taoco

Konon, bumbu masak ini berasal dari tanah Tiongkok. Merupakan hasil fermentasi kedelai kuning yang telah direbus, dihaluskan, dan diaduk bersama tepung terigu. Direndam dengan air garam, lalu didiamkan selama beberapa minggu hingga menjadi taoco. Rasanya asin dengan aroma menyengat khas taoco. Banyak daerah penghasil taoco di Indonesia. Cianjur dan Medan di antara yang ternama. Tiap daerah memiliki keunikan rasa pada taoconya. Di Cina, taoco biasa disebut tausi. Dibuat dari kedelai hitam dan rasanya lebih asin.

Kecap

Kecap Bumbu masak yang sekaligus menjadi condiment ini dibuat dari kedelai kuning atau kedelai hitam. Kedelai yang sudah direbus ditiriskan, diberi ragi dan didiamkan selama beberapa hari. Setelah itu, kedelai difermentasi lagi dalam air selama beberapa bulan. Setelahnya, kedelai dimasak dengan tambahan rempah. Kecap asin dan kecap manis dibedakan pada proses pemasakannya. Untuk kecap manis, ditambahkan gula jawa dan rempah seperti daun salam, jahe, serai, dan lainnya.


Miso

Miso Di Jepang, kedelai juga diolah menjadi miso. Pasta dibuat dari kedelai yang difermentasi dengan jamur Aspergillus oryzae. Selain kedelai, beberapa bahan lain kerap digunakan sebagai bahan pembuatan miso, seperti beras, barley, atau gandum. Miso digunakan dalam campuran makanan, seperti pembuatan sup, salad, saus untuk yakitori, dan masih banyak lagi.


Gochujang

Gochujang merupakan campuran dari kedelai, cabai merah bubuk, dan tepung ketan yang difermentasi. Merupakan bumbu masak khas Korea. Secara tradisional, pembuatannya sangat unik, disimpan dalam kendi yang diletakkan di luar ruangan. Digunakan sebagai bahan campuran masakan, seperti bibimbap, sup, dan banyak masakan Korea lainnya.


Natto

Natto adalah salah satu makanan tradisional hasil fermentasi yang berasal dari Jepang. Dalam pembuatan Natto, dibutuhkan kacang kedelai sebagai bahan pembuatan lalu dilakukan proses fermentasi. Natto sendiri memiliki tekstur yang berlendir, lengket, dan berserat. Dalam proses fermentasi Natto ini menggunakan bakteri Bacillus subtilis dan akan menciptakan aroma tajam dan rasa nutty. Umumnya, orang Jepang tidak memakan Natto langsung, melainkan menggabungkannya dengan bahan lainnya seperti mustard atau kecap. Campuran tersebut kemudian dimakan bersama semangkuk nasi putih hangat.

Natto ditemukan pada abad ke-10 SM menyebabkan makanan ini sudah memiliki umur yang sangat panjang. Penjualan Natto secara umum diyakini mulai periode Edo atau pada tahun 1603-1868. Makanan asal Jepang ini memiliki kandungan dan khasiat yang sangat tinggi sehingga membuat orang Jepang mengonsumsi Natto, ditambah lagi harganya sangat terjangkau.