Cabai

Cabai adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana pemanfaatannya. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa untuk makanan. Cabai merah besar (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang memilki nilai ekonomi yang tinggi. Cabai mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan manusia.

Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker. Selain itu, terdapat kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada cabai dapat memenuhi kebutuhan harian setiap orang, tetapi harus dikonsumsi secukupnya untuk menghindari nyeri lambung.
Penanaman

Cabai atau lombok termasuk dalam suku terong-terongan (Solanaceae) dan merupakan tanaman yang mudah ditanam pada dataran rendah ataupun dataran tinggi. Tanaman cabai banyak mengandung vitamin A dan vitamin C serta mengandung minyak asiri capsaicin, yang menyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan panas bila digunakan untuk rempah-rempah (bumbu dapur). Cabai dapat ditanam dengan mudah sehingga bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari tanpa harus membelinya di pasar.

Tanaman cabai cocok ditanam pada tanah yang kaya humus, gembur dan sarang, serta tidak tergenang air; pH tanah yang ideal sekitar 5—6. Waktu tanam yang baik untuk lahan kering adalah pada akhir musim hujan (Maret—April).

Untuk memperoleh harga cabai yang tinggi, bisa juga dilakukan pada bulan Oktober dan panen pada bulan Desember, walaupun kemungkinan memiliki risiko kegagalan.

Tanaman cabai diperbanyak melalui biji yang ditanam dari tanaman yang sehat serta bebas dari hama dan penyakit. Buah cabai yang telah diseleksi untuk bibit dijemur hingga kering. Kalau panasnya cukup dalam lima hari telah kering kemudian baru diambil bijinya. Untuk areal satu hektare dibutuhkan sekitar dua sampai tiga kg buah cabai (300—500 gr biji).


Permasalahan produksi

Salah satu kendala utama dalam sistem produksi cabai di Indonesia adalah dengan adanya serangan lalat buah pada buah cabai. Hama ini sering menyebabkan gagal panen. Laporan Departemen Pertanian Republik Indonesia tahun 2006 menunjukkan bahwa kerusakan pada tanaman cabai di Indonesia akibat hama dapat mencapai 35%. Buah cabai yang terserang sering tampak sehat dan utuh dari luar tetapi bila dilihat di dalamnya membusuk dan mengandung larva lalat.

Penyebabnya utamanya adalah lalat buah Bactrocera carambolae. Karena gejala awalnya yang tidak tampak jelas, sementara hama ini sebarannya masih terbatas di Indonesia, lalat buah menjadi hama karantina yang ditakuti sehingga dapat menjadi penghambat ekspor buah-buahan maupun pada produksi cabai.

Selain lalat buah, kutu daun Myzus persicae (Hemiptera: Aphididae) merupakan salah satu hama penting pada budi daya cabai, karena dapat menyebabkan kerusakan hingga 80%. Upaya pengendaliannya dapat menggunakan insektisida nabati ekstrak Tephrosia vogelii dan Alpinia galanga.

Jenis dan Varitas

Cabai (Capsicum) merupakan tanaman yang termasuk ke dalam keluarga Solanaceae. Jenis dan varietas cabai sangat beragam, dan banyak dipengaruhi oleh faktor genetik, iklim, dan lingkungan tumbuh. Beberapa jenis dan varietas tanaman cabai yang umum ditemui meliputi: 1. Cabai Merah (Capsicum annuum):
    • Bell Pepper (Paprika): Varietas ini memiliki buah yang besar, berbentuk lonjong, dan umumnya memiliki rasa yang manis.
    • Cayenne Pepper: Biasanya digunakan dalam bentuk bubuk sebagai bumbu pedas. Buahnya berbentuk panjang dan ramping.
2. Cabai Hijau (Capsicum annuum):
    • Anaheim: Cabai hijau besar dengan bentuk yang agak melengkung dan rasa yang cukup ringan.
    • Poblano: Jenis ini memiliki buah yang besar dengan rasa yang lebih tajam dibandingkan Anaheims.
3. Cabai Rawit (Capsicum frutescens):
    • Rawit: Merupakan cabai kecil yang sangat pedas. Biasanya digunakan dalam masakan Asia Tenggara.
    • Thai Bird’s Eye Chili: Cabai kecil yang sangat pedas, sering digunakan dalam masakan Thailand.
4. Cabai Jalapeno (Capsicum annuum):
    • Jalapeno: Cabai sedang dengan tingkat kepedasan yang bervariasi. Sering digunakan dalam masakan Meksiko.
5. Cabai Habanero (Capsicum chinense):
    • Habanero: Salah satu cabai terpedas dengan rasa buah yang khas. Warna buah dapat bervariasi dari oranye hingga merah.
6. Cabai Scotch Bonnet (Capsicum chinense):
    • Scotch Bonnet: Cabai kecil yang sangat pedas, umumnya ditemukan di Karibia dan Amerika Tengah.
7. Cabai Ghost Pepper (Bhut Jolokia – Capsicum chinense):
    • Ghost Pepper: Dikenal sebagai cabai terpedas di dunia untuk beberapa waktu. Muncul dalam berbagai varietas dan warna.
8. Cabai Carolina Reaper (Capsicum chinense):
    • Carolina Reaper: Diakui sebagai cabai terpedas di dunia menurut Guinness World Records.
Penting untuk diingat bahwa tingkat kepedasan cabai dapat bervariasi, dan preferensi rasa seseorang terhadap kepedasan juga berbeda. Selain itu, ada banyak varietas lokal dan regional yang mungkin tidak tercantum di sini. Para petani sering memilih varietas berdasarkan kondisi tumbuh, kebutuhan pasar, dan preferensi konsumen.

Persyaratan Tumbuh

Ada sejumlah syarat yang perlu dipenuhi agar cabai dapat tumbuh dengan baik atau subur. Berikut ini sejumlah syaratnya;

Tanah
Tanah yang digunakan harus berstruktur remah atau gembur dan mengandung bahan organik yang tinggi. Derajat keasaman (PH) tanah berkisar antara 5,5 – 7,0 PH. Tanah yang digunakan aman dari becek atau genangan air. Lahan pertanaman yang digunakan terbuka atau tidak ada naungan.

Iklim
Curah hujan daerahnya adalah 1500-2500 mm pertahun dengan distribusi merata. Suhu udara 16° – 32 ° C. Memiliki sinar matahari yang cukup, yakni 10-12 jam dari saat pembungaan hingga pemasakan buah.


Budidaya Tanaman

Untuk menghasilkan budidaya cabai yang sukses dan menguntungkan, penting untuk memperhatikan sejumlah caranya, mulai dari awal hingga proses panen. Cara membudidayakannya yaitu:

Persiapan Bibit
Berikut ini cara atau hal yang perlu disiapkan sebelum menanam cabai:
Memilih buah cabai yang matang atau merah, bentuk sempurna, segar, dan tidak memiliki cacat atau penyakit tumbuhan.

Cuci biji, lalu keringkan. Pilih biji dengan bentuk, ukuran, warna seragam, permukaan kulit yang bersih, tidak keriput, dan tidak cacat.
Benih yang akan ditanam dapat diseleksi dengan cara direndam ke dalam air. Biji yang terapung adalah biji yang perlu dibuang.

Penyemaian
Sebelum menanamkan biji di tempat permanen, sebaiknya benih disemai terlebih dahulu ke dalam wadah bak plastik atau kayu dengan ketebalan 10 cm yang dilubangi bagian dasarnya sebagai drainase.

Isi wadah semai dengan tanah pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Berikan pestisida sistemik di tanah dengan takaran 10 gr/m2 seminggu sebelum penyemaian benih untuk menghilangkan gangguan hama. Rendam benih yang akan ditanam terlebih dahulu dengan air hangat 50 derajat celcius selama semalam.

Tebar benih secara merata di wadah persemaian. Beri jarak antara benih 5 x 5 cm agar akar tidak rusak ketika tanaman dipindah atau dicabut. Tutup benih yang ditanam dengan selapis tanah yang tipis. Letakkan wadah semai di tempat teduh dan lakukan penyiraman agar wadah semai tetap lembab.

Pembibitan
Pembibitan Proses pembibitan pada budidaya cabai adalah berikut ini:
Setelah benih telah berkecambah atau berumur 10-14 hari, pindahkan benih ke tempat pembibitan berupa polybag ukuran 8 x 9 cm yang sudah diberi campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang.

Bisa juga menggunakan bumbungan dari bahan daun pisang sebagai wadahnya. Rasio tanahnya adalah 2:1 antara campuran tanah dan pupuk kandang, 1/3 dari volume polybag. Ketika menanam bibit di bumbungan, tekan tanah di sekitar akar tanaman agar sedikit padat dan bibir berdiri tegak. Letakkan bibit di tempat teduh dan siram secukupnya.

Persiapan Tanam
Penanaman di Lapangan Menyiapkan bedengan yang dicampur dengan pupuk kandang. Jika pH tanah rendah (4-5), lakukan pengapuran terlebih dahulu. Hal ini dilakukan bersamaan dengan pembuatan bedengan dan kapur disebar, diaduk rata, dan dibiarkan tiga minggu. Semprotkan larutan pupuk hayati secara merata sebanyak 2 liter per hektar. Tutup bedengan dengan mulsa plastik. Menggunakan kaleng yang diberi arang untuk melubanginya. Pindahkan bibit ke dalam lubang tanam secara hat-hati.
Penanaman
Tahap selanjutnya dalam budidaya cabai adalah penanaman. Berikut ini rinciannya:

Pilih bibit cabai yang tumbuh segar, daun berwarna hijau, dan tidak terkena hama. Tanam bibit di bagian tengah polybag penanaman. Wadahnya perlu dibuka terlebih dahulu sebelum ditanam dan pastikan agar akar tidak lepas.

Media tanah dapat ditambahkan hingga mencapai 2 cm dari bibir polybag. Padatkan permukaan media tanah dan siram dengan air. Letakkan di tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung.

Pemeliharaan
Pemeliharaan dapat dilakukan dengan penyiraman secukupnya demi menjaga kelembapan tanah. Berikan pupuk kimia 7 hari setelah penanaman dengan 5 gr SP 36, 2 gr KCl, dan 1/3 bagian dari campuran 2 gr Urea dan 5 gr ZA per tanaman, sedangkan 2/3 bagiannya untuk pupuk susulan. Setelah tiga hari, Anda dapat menyiramnya dengan larutan pupuk hayati berdosis 10 ml : 1 liter air.

Cabai

(US$) Nilai Ekspor
0
(Ton/Tahun) Produksi
0

Keanekaragaman genetik

Satu set genom jagung memiliki 10 kromosom, sehingga setiap sel somatik jagung memiliki 2n = 2x = 20 kromosom. Keragaman dalam spesies jagung amat luas, beberapa studi menyatakan keragaman itu sebanding dengan perbedaan manusia dan simpanse secara molekuler.

Jagung yang dibudidayakan memiliki sifat bijian yang bermacam-macam. Berdasarkan ciri bijiannya, dikenal tujuh kelompok kultivar jagung:
+ Tunicata (Podcorn, jagung bersisik, merupakan kelompok kultivar yang dianggap paling primitif)
+ Indentata (Dent, jagung gigi-kuda)
+ Indurata (Flint, jagung mutiara)
+ Saccharata (Sweet, jagung manis)
+ Everta (Popcorn, jagung berondong)
+ Amylacea (Floury corn, jagung tepung, dan
+ Glutinosa (Sticky/glutinuous corn, jagung ketan)

Melalui berbagai program pemuliaan yang dilakukan oleh instansi publik maupun swasta, keragaman genetik jagung menjadi sangat luas. Berdasarkan suatu studi, keragaman genetik dalam spesies jagung, dilihat dari variasi urutan DNA, sebanding dengan keragaman genetik yang ditemukan pada manusia sampai simpanse.

Berbagai tipe kultivar jagung ditanam pada masa sekarang, banyak di antaranya yang memiliki karakteristik khusus, seperti dikenal jagung dengan kadar minyak bulir yang tinggi (kandungan minyak 7,0 to 8,0%, disebut HOC, High Oil Corn), jagung dengan protein tinggi (QPM, Quality Protein Maize).

Jagung dengan kadar karotenoid tinggi juga telah dikembangkan. Jagung juga menjadi tanaman yang digunakan dalam biopharming, menghasilkan bahan obat atau senyawa berguna tertentu.

Berdasarkan dari bagaimana suatu kultivar jagung dibuat, dikenal tipe kultivar:
+ galur murni, merupakan hasil seleksi terbaik dari galur-galur terpilih
+ komposit, dibuat dari campuran beberapa populasi jagung unggul yang diseleksi untuk keseragaman dan sifat-sifat unggul
+ sintetik, dibuat dari gabungan beberapa galur jagung yang memiliki keunggulan umum (daya gabung umum) dan seragam, dan
+ hibrida, merupakan keturunan langsung (F1) dari persilangan dua, tiga, atau empat galur yang diketahui memunculkan gejala heterosis.

Budidaya

Syarat Tumbuh

Meskipun dikenal sejumlah ras jagung yang mampu beradaptasi dengan suhu rendah dan kawasan tinggi, jagung adalah tanaman dataran rendah dengan suhu hangat dan penyuka cahaya matahari penuh. Perkecambahan jagung terhenti pada suhu di bawah 10 °C.

Kebutuhan air jagung adalah rata-rata, namun kekurangan air pada masa awal tumbuh, masa pembungaan, dan pengisian biji akan berakibat pada penurunan hasil yang dramatis.

Jagung dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah, asalkan ketersediaan air dan hara tercukupi dan akar mampu tumbuh dengan baik. Perakaran jagung tidak dalam, sehingga lapis olah tidak boleh terlalu keras. Kebutuhan hara jagung tinggi, terutama terhadap nitrogen dan fosfor. Jagung menyukai tanah dengan kemasaman netral (pH 5 – 6,5). Penanaman jagung di tanah masam, seperti gambut dan podsolik merah kuning (PMK), memerlukan pengapuran, pengatusan (drainasi) yang baik, serta kultivar yang toleran.

Pengolahan lahan untuk persiapan penanaman jagung biasanya mencakup pembajakan, perataan, pembuatan parit atusan, serta pengapuran (pada tanah masam). Sebelum ditanam, lahan perlu diirigasi terlebih dahulu.


Jenis Benih Jagung di Indonesia

Jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan yang sering ditanam oleh petani. Tanaman jagung termasuk golongan Spermatophyta, kelas Monocotyledone, ordo Graminae, dan familia Graminaceae serta genus Zea. Nama latin Zea Mays.

Sekarang ini Jagung telah menjadi komoditas perdagangan dunia, semua negara berlomba-lomba meningkatkan produksinya guna memenuhi permintaan industrinya. Salah satu caranya yaitu dengan memakai benih jagung unggul guna mendapatkan hasil panen yang banyak. Berdasarkan pengamatan, jagung dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu:

Jagung Komposit.
Jagung komposit atau jagung lokal adalah jenis jagung yang biasa ditanam oleh petani pada zaman dulu. Sekarang sudah jarang ditanam. Keunggulan jenis jagung komposit ini adalah umurnya yang pendek, tahan hama penyakit, tidak menimbulkan ketergantungan dan bisa ditanam secara berulang-ulang. Kekurangan jenis jagung komposit adalah kapasitas produksi rendah hanya sekitar 3-5 ton per hektar. Varietas jagung komposit: Arjuna, Bisma, Joster, Sukma raga, Goter, Kretek, Gajah mas, Genjah rante, dll.

Jagung Hibrida.
Jenis jagung hibrida adalah jagung yang pada proses pembuatannya dengan cara pemuliaan dan penyilangan antara jagung induk jantan dan jagung induk betina sehingga menghasilkan jagung jenis baru yang memiliki sifat keunggulan dari kedua induknya. Keunggulan jenis jagung hibrida adalah kapasitas produksinya tinggi sekitar 8-12 ton per hektar. Kekurangannya adalah harga jagung mahal antara 20 kali sampai 40 kali lipat dari harga jagung konsumsi, tidak bisa diturunkan lagi sebagai benih karena produksi akan turun mencapai 30 %, menimbulkan ketergantungan bagi petani karena jagung tidak bisa ditanam lagi. Varietas jagung hibrida: Pioner, BISI, NK, DK, dll.

Jagung Transgenik.
Jenis jagung transgenik adalah jagung yang proses pembuatannya dengan cara menyisipkan gen dari makhluk hidup atau non-makhluk hidup yang hasilnya nanti diharapkan jagung itu bisa tahan penyakit, tahan hama atau juga tahan obat kimia, sehingga tanaman itu menjadi tanaman super. Keunggulan jenis jagung ini adalah kapasitas produksinya besar sekitar 8-10 ton per hektar, tahan penyakit, tahan hama dan tahan obat kimia.

Kekurangannya adalah bibit jagung harus beli di toko karena tidak bisa diproduksi oleh petani, kemungkinan akan menimbulkan hama penyakit baru yang lebih kebal obat-obatan kimia, kemungkinan menimbulkan penyakit-penyakit baru bagi ternak dan manusia, menimbulkan kerusakan pada tanah, gen jagung ini sudah dipatenkan. Varietas jagung transgenik: jagung BT, jagung terminator, jagung RR-GA21, jagung RR-NK608, dll.

Cara bercocok tanam

Jagung memerlukan cahaya matahari langsung untuk tumbuh dengan normal. Tempat dengan curah hujan 85–200 mm per bulan, suhu udara 23-27 °C (ideal), dan pH tanah 5,6-7,5 adalah ideal. Jenis tanah tidak terlalu penting, asalkan aerasi baik dan ketersediaan air mencukupi. Air yang cukup pada fase pertumbuhan awal, pembungaan, serta pengisian biji adalah kritis bagi produksi jagung pipilan. Kekurangan air pada fase-fase pertumbuhan tersebut akan secara jelas menurunkan produksi.

Genangan tidak disukai jagung, meskipun jagung dapat membentuk pembuluh-pembuluh udara (aerenkima) apabila mengalami terendam air dalam jangka waktu cukup lama. Pembuatan parit pengatusan air atau pembentukan bedengan biasanya disarankan. Pada tanah masam, pengapuran diperlukan.

Penanaman benih jagung secara tradisional dilakukan dengan tangan menggunakan tugal untuk melubangi tanah. Dalam pertanian dengan mekanisasi, penanaman bijian jagung dilakukan menggunakan mesin penabur benih (seed driller). Kepadatan populasi tanam yang biasa dipakai adalah 60 000 sampai 120 000 tanaman per ha, yang biasa diterjemahkan dalam jarak antarbaris (50–100 cm) dan jarak dalam baris (10–40 cm).

Kebutuhan hara jagung dikenal cukup tinggi dan dipenuhi melalui pemupukan. Selain memerlukan pupuk organik sebagai pupuk dasar/awal, jagung memerlukan masukan nitrogen (N, dari urea ataupun ZA), fosfat (biasanya dari SP36), dan kalium (K, biasanya dari KCl) untuk pertumbuhan dan hasil yang baik. Namun demikian, sejak 2000-an di Indonesia diperkenalkan pula pupuk majemuk yang telah mengandung ketiga unsur pokok tersebut. Pupuk organik cair (POC) juga mulai diperkenalkan untuk digunakan.

Pada pertengahan masa pertumbuhan vegetatif, jagung mengeluarkan akar udara (aerial roots) sehingga memerlukan pembumbunan untuk memaksimalkan penyerapan hara. Pengendalian tumbuhan pengganggu (gulma) dilakukan menggunakan herbisida atau dilakukan dengan pendangiran.

Penanaman jagung mengandalkan pasokan air dari hujan. Apabila mengalami kekurangan air, praktik di Indonesia pemberian air biasanya diberikan dengan cara penggenangan parit apabila hujan tidak tersedia. Air dialirkan melalui saluran irigasi atau menggunakan pompa air.

Pemanfaatan

Produk utama jagung adalah bijiannya (grain). Bijian sebenarnya adalah buah dan biji yang menyatu. Massa bijian terbesar diisi oleh endosperma yang kaya oleh karbohidrat. Dari bijian yang dihasilkan, jagung menjadi sumber pangan pokok manusia ketiga setelah gandum dan beras atau padi. Bijian jagung dimanfaatkan sebagai pakan hewan, baik untuk unggas maupun ternak besar. Serapan terbesar di Indonesia sekarang adalah sebagai sumber pakan ternak. Olahan bijian juga diserap dalam industri pangan, farmasi, kosmetika, dan industri kimia.

Produk jagung penting lainnya adalah jagung tongkol. Jagung tongkol juga dipanen dalam usia sekitar tiga minggu setelah penyerbukan untuk dijadikan sayuran atau direbus serta dibakar. Jagung manis biasanya mengisi pangsa ini. Tongkol jagung yang masih muda dan belum berkembang penuh dipanen sebagai sayuran segar yang dikenal sebagai jagung semi atau babycorn.

Tanaman jagung utuh yang masih hijau dimanfaatkan oleh usaha tani peternakan sebagai hijauan. Kandungan protein tanaman jagung cukup tinggi sebagai sumber pakan bagi sapi dan kerbau. Bidang bioenergi mengembangkan tanaman jagung dengan kandungan selulosa tinggi untuk dimanfaatkan biomassanya sebagai sumber energi terbarukan.

Daun pembungkus (braktea) tongkol jagung (disebut kelobot) yang telah dikeringkan digunakan di Jawa sebagai pembungkus penganan maupun sebagai komponen rokok tradisional (“rokok kelobot”) yang dilinting sendiri oleh penggunanya.


Pangan

Bagian jagung yang biasa dimakan manusia adalah bijiannya, baik masih muda ketika isinya belum mengering maupun setelah tua dan mengering. Bijian kering dapat dihaluskan menjadi tepung jagung (maizena). Maizena merupakan bahan untuk berbagai kue dan penganan olahan serta untuk bahan baku pembuatan mie bihun. Dedak merupakan bijian jagung yang digiling halus. Dedak dapat dicampur dengan bahan lain sebagai makanan sarapan.

Pecahan kasar bijian jagung diolah di Amerika Serikat sebagai makanan sarapan populer, corn flakes. Di Jawa Timur terutama, bijian jagung kering ditumbuk agak halus untuk mendapatkan beras jagung, yang setelah dikukus atau ditanak menjadi nasi jagung. Nasi jagung ini, murni atau bercampur nasi padi, umum sebagai makanan pokok terutama di wilayah Jatim yang mendapat pengaruh dari budaya Madura.

Bijian utuh jagung dapat dipanggang, disangrai, atau digoreng. Gorengan bijian kering jagung dikenal sebagai marning di Jawa Tengah. Dari bijian jagung kering varietas tertentu juga dapat dibuat brondong jagung.

Jagung muda biasanya dipasarkan secara utuh bersama tongkolnya. Jagung manis mengisi kebanyakan pangsa ini, meskipun jagung ladang dan jagung ketan juga dipanen dalam keadaan demikian. Tongkol direbus, dipanggang, atau dibakar. Beberapa masakan sayur, seperti sayur asam dan sayur bening dilengkapi dengan potongan tongkol jagung atau bijian muda yang sudah dipisahkan dari tongkolnya (dipipil).


Pakan

Untuk unggas dapat diberikan dalam bentuk utuh (pakan burung dara), dipecah (pakan burung pengicau), dihaluskan, sampai berbentuk bubuk. Saat ini jagung juga dijadikan sebagai sumber energi alternatif.

Lebih dari itu, saripati jagung dapat diubah menjadi polimer sebagai bahan campuran pengganti fungsi utama plastik. Salah satu perusahaan di Jepang telah mencampur polimer jagung dan plastik menjadi bahan baku casing komputer yang siap dipasarkan.