Hortikultura

Hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa Latin hortus (tanaman kebun) dan cultura/colere (budidaya), dan secara keseluruhan dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun. Pada prakteknya, kemudian hortikultura diartikan secara lebih luas, dan bukan hanya untuk budidaya di kebun. Istilah tanaman hortikultura digunakan pada jenis tanaman yang dibudidayakan.

Komoditi Hortikultura

Seperti halnya kegiatan usaha agrikultura yang lain, kegiatan di sektor usaha hortikultura ini meliputi; pembenihan, pembibitan, perawatan tanaman, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, panen dan pasca-panen, pengolahan, serta pengangkutan dan distribusi hasil produksi dan hasil olahan.

Hortikultura merupakan bagian dari kegiatan usaha agrikultura, yang memfokuskan pada produksi lima (5) jenis komoditi, yaitu; tanaman buah (frutikultur), tanaman sayuran (olerikultura), tanaman obat (biofarmaka), tanaman bunga (florikultura), dan tanaman taman (lanskap).

Catatan : Beberapa komoditas tersebut kadang rancu dalam pengelompokannya, karena berbeda definisi, biasanya dalam pengelompokan menurut pengertian kuliner, dan atau, pengelompokan berdasar skala ekonomi. Salah satu contoh, adalah tanaman jagung, yang secara botani merupakan tanaman buah, secara kuliner dapat dibuat sayur, dan secara ekonomi dikategorikan sebagai tanaman pangan.


Tanaman Buah

Tanaman buah adalah tanaman yang menghasilkan buah yang dapat dikonsumsi oleh manusia dan atau hewan. Semua tanaman yang berbunga, secara alamiah akan menghasilkan buah, yang merupakan bagian dari putik bunga yang matang dan mengandung satu biji atau lebih.

Di dalam kegiatan usaha hortikultura, istilah tanaman buah dibatasi hanya untuk tanaman yang menghasilkan buah yang dapat dimakan, dan atau sebagai bahan pangan manusia. Tipe buah bisa bervariasi, dan dapat mencakup definisi buah dalam dunia kuliner, termasuk buah yang berupa kacang dari tanaman seperti walnut dan kastanya.

Studi ilmiah mengenai buah disebut dengan pomologi, yang membagi buah menjadi beberapa grup berdasarkan morfologi dan anatomi. Beberapa dari grup tersebut yaitu buah pome yang mencakup apel dan pir, dan buah batu yang mencakup persik, almond, apricot, dan ceri.

Beruntunglah Indonesia, dengan iklim tropisnya, yang menjadi lahan tumbuh suburnya buah tropis. Sejak 17 Mei 2013 telah dicanangkan Revolusi Oranye oleh Menteri BUMN Republik Indonesia. Revolusi Oranye adalah gerakan nasional untuk mengubah secara revolusioner, pengembangan, kebijakan, dan pasar buah nusantara, melalui dukungan dan fasilitasi pengembangan produksi buah nusantara berbasis kawasan perkebunan, kampanye konsumsi buah nusantara, peningkatan ekspor buah tropis serta penurunan ketergantungan terhadap buah impor.

Visi Revolusi Oranye adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi buah nasional secara mandiri, tidak bergantung pada impor dan untuk menjadikan Indonesia sebagai produsen dan eksportir terbesar buah-buahan tropis di Asia Tenggara pada tahun 2025 dan dunia pada tahun 2045. Misi dari Revolusi Oranye adalah untuk secara konsisten dan terus menerus memproduksi dan menyediakan produk buah nusantara yang berkualitas tinggi, memiliki nilai tambah dan kompetitif untuk pasar domestik dan internasional.

Coba tunjukkan, negara mana, selain Indonesia, yang mempunyai beragam macam jenis buah-buahan, seperti yang disebutkan di bawah ini : Alpukat, Mangga, Nanas, Rambutan, Durian, Pepaya, Manggis, Belimbing, Pisang, Salak, Lengkeng, Jambu, Sawo, Kedondong, Markisa, Nangka, Pisang Ambon Lumut, Jeruk Keprok, Srikaya, Jambu Biji, Jeruk Besar, Semangka, Duku, Mangga Gedong, Jeruk Nipis, Buah Naga, Melon, Mangga Podang, Pisang Tanduk, Jambu Biji Kristal, Bengkoang, Jambu Air Hijau, Sirsak dan Semangka Kuning.

Ditambah lagi, berikut daftar buah-buahan eksotis Indonesia yang saat ini sulit ditemukan. Buah-buahan khas Indonesia tersebut adalah; Kecapi, Sawo Kecik, Buni, Jambu Bol, Sawo Duren, Lobi-Lobi, Jamblang, Binjai, Cermai, Gandaria, Jambu Mawar, Bisbul, Delima, Blewah, Jeruk Purut, Markisa, Salak Merah, Cempedak, Terung Belanda, Durian Lay, Markisa Ungu, Matoa, Kesemek, Kepel, Pisang Merah, Carica, Sukun, Rukem, Langsat, Manggis Merah, Namnam, Alkesah, Mengkudu dan Durian Merah.

Beberapa jenis buah-buahan, lebih dikenal sebagai sayuran, karena secara kuliner, “diperlakukan” sebagai sayur.

Disebut sebagai buah adalah bagian tanaman yang memiliki struktur penghasil biji dan berkembang dari ovarium tanaman berbunga.

Itu dari sisi botanis. Akan tetapi, berbeda jika dipandang dari sisi kuliner.

Ada juga yang dalam kacamata botanis termasuk buah jika tidak memiliki rasa manis atau masam layaknya buah, maka akan dikelompokkan sebagai sayur di ranah dapur.

Buah-buahan yang secara kuliner dikonsumsi sebagai sayur-sayuran, misalnya adalah; terong, paprika, timun, jagung, cabai, labu, dan tomat.

Tanaman Sayuran

Tanaman sayuran adalah tanaman yang menghasilkan sayuran, yang bagian dari tanaman itu, baik sebagian, maupun keseluruhan tanaman, menghasilkan produk yang dapat dibuat sebagai sayuran.

Sayuran merupakan istilah yang umum digunakan untuk menyebutkan bahan pangan yang berasal dari tanaman, yang biasanya mengandung kadar air tinggi dan dikonsumsi dalam keadaan segar dan atau setelah diolah secara minimal.

Sebutan untuk berbagai macam jenis sayuran disebut sebagai sayur-sayuran atau sayur-mayur. Beberapa jenis sayuran tertentu dapat dikonsumsi mentah tanpa dimasak terlebih dahulu, sementara yang lainnya harus diolah terlebih dahulu dengan cara direbus, dikukus, digoreng, disangrai, atau dimakan mentah-mentah.

Tentang sayuran yang dimakan mentah atau diolah dulu, itu juga ada yang tergantung dari kebiasaan daerah atau masyarakat tertentu. Sayuran berbentuk daun yang dimakan mentah disebut sebagai lalapan. Secara umum, sayur merupakan makanan yang sehat untuk dikonsumsi.

Pada umumnya, sayuran adalah bagian vegetatif dari tumbuhan, umumnya daun (juga beserta tangkainya), tetapi dapat pula batang yang masih muda (misalnya rebung) atau bonggol umbi. Beberapa sayuran adalah bagian tumbuhan yang tertutup tanah, seperti wortel dan lobak. Terdapat pula sayuran yang berasal dari organ generatif, seperti bunga (misalnya kecombrang dan turi), buah (misalnya terong, tomat, dan kapri), dan biji (misalnya buncis dan kacang merah).

Bagian tumbuhan lainnya yang juga dianggap sayuran adalah tongkol jagung (baby corn). Meskipun secara ilmiah bukan tumbuhan, bagian cendawan yang dapat dimakan (biasa disebut jamur) juga digolongkan sebagai sayuran.

Sayuran dikonsumsi dengan cara yang sangat bermacam-macam, baik sebagai bagian dari menu utama maupun sebagai makanan sampingan. Kandungan nutrisi antara sayuran yang satu dan sayuran yang lain pun berbeda-beda, meski umumnya sayuran mengandung sedikit protein atau lemak, dengan jumlah vitamin, provitamin, mineral, fiber dan karbohidrat yang bermacam-macam. Beberapa jenis sayuran bahkan telah diklaim mengandung zat antioksidan, antibakteri, antijamur, maupun zat anti racun.

Warna hijau yang ada pada daun sayuran berasal dari pigmen klorofil (zat hijau daun). Klorofil ini dipengaruhi oleh pH (keasaman) dan berubah warna menjadi hijau olive dalam kondisi asam, dan berubah menjadi hijau cerah dalam kondisi basa. Sejumlah asam tadi dikeluarkan dari batang sayuran dalam proses memasak, khususnya bila dimasak tanpa penutup.

Warna merah/biru pada sayuran tertentu (contoh: kubis merah) adalah karena zat anthocyanin, yang mana zat ini sensitif terhadap perubahan pH. Ketika pH dalam keadaan netral, pigmen berwarna ungu, ketika terdapat asam, menjadi merah, dalam kondisi basa, menjadi biru. Pigmen ini sangat larut dalam air.

Untuk keamanan, sayuran harus disimpan terpisah dari makanan mentah seperti daging, unggas, dan makanan laut, serta peralatan memasak apapun atau permukaan yang mungkin bersentuhan dengan mereka (misalnya talenan). Sayuran, jika mereka tidak akan dimasak, harus dibuang jika mereka telah menyentuh daging mentah, unggas, makanan laut, atau telur. Semua sayuran yang telah dipotong, dikupas, atau sayuran yang telah dimasak harus didinginkan dalam waktu 2 jam. Setelah waktu tertentu, bakteri berbahaya dapat tumbuh dan meningkatkan risiko keracunan makanan.

Buah Endemik Indonesia

Tanaman Obat

Tanaman Obat adalah tanaman yang yang telah diidentifikasi dan diketahui, berdasarkan pengamatan dan penelitian manusia, memiliki senyawa yang bermanfaat untuk mencegah dan atau menyembuhkan penyakit. Senyawa tersebut melakukan fungsi biologis tertentu, sehingga mempunyai kemampuan untuk mencegah serangan yang membahayakan tubuh, misalnya; virus, bakteri, jamur, dan bahkan serangga.

Ada lebih dari 12 ribu senyawa telah diisolasi dari berbagai tanaman obat di dunia, tetapi jumlah ini hanya sepuluh persen dari jumlah total senyawa yang dapat diekstraksi dari seluruh tanaman obat.

Pemanfaatan tanaman sebagai obat telah ada sejak zaman prasejarah manusia. Pada tahun 2001, para peneliti telah mengidentifikasi bahwa 122 senyawa yang digunakan di dunia kedokteran modern merupakan turunan dari senyawa tanaman yang sudah digunakan sejak zaman prasejarah.

Begitu banyak obat-obatan yang tersedia saat ini merupakan turunan dari pengobatan herbal, seperti aspirin yang terbuat dari kayu pohon dedalu, juga digitalis, quinine, dan opium.

WHO memperkirakan bahwa 80 persen warga di benua Asia dan Afrika memanfaatkan pengobatan herbal untuk beberapa aspek perawatan kesehatan. Amerika Serikat dan Eropa memiliki ketergantungan yang lebih sedikit, tetapi memperlihatkan kecenderungan meningkat sejak efektivitas beberapa tanaman obat telah teruji secara ilmiah dan terpublikasikan.

Pada tahun 2011, total tanaman obat yang diperdagangkan di seluruh dunia mencapai nilai lebih 2.2 miliar USD.

Dengan sumber yang berasal dari tanaman, maka kekayaan hayati suatu negara seperti hutan menjadi penting, dan kerusakan hutan mengancam keberadan tanaman obat yang pernah dan saat ini dimanfaatkan oleh masyarakat adat penghuni kawasan hutan dan sekitarnya.

Keanekaragaman hayati di dalam hutan penting selain sebagai sarana melestarikan spesies tanaman obat untuk manusia, juga dapat menjadi sumber obat-obatan darurat bagi hewan langka yang ada di cagar alam. Tanaman yang bermanfaat tersebut perlu diidentifikasi dan diteliti lebih lanjut, dan pakar konservasi atau jagawana perlu dilatih untuk menggunakan tanaman obat tersebut.

Pengetahuan mengenai pemanfaatan tanaman obat di dalam hutan dapat digali dari masyarakat setempat berdasarkan pengalaman mereka yang diturunkan dari generasi ke generasi. Masyarakat Suku Tugutil di Taman Nasional Aketajawe Lolobata, Halmahera, memiliki pengetahuan terhadap setidaknya 116 spesies tanaman lokal, dengan 71 spesies dimanfaatkan sebagai tanaman pangan dan 45 spesies dimanfaatkan sebagai tanaman obat.

Fitokimia

Semua tanaman menghasilkan senyawa kimia sebagai bagian dari aktivitas metabolismenya. Senyawa fitokimia ini dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
Metabolit primer seperti gula dan lemak yang ditemukan di seluruh jenis tumbuhan, dan
Metabolit sekunder yang tidak ditemukan di semua jenis tumbuhan, dan setiap jenis tumbuhan dapat memiliki jenis dan fungsi metabolit sekunder yang berbeda-beda.

Contoh senyawa metabolit sekunder, misalnya adalah; toksin yang digunakan untuk melawan predator, serta feromon yang digunakan untuk menarik perhatian serangga untuk melakukan penyerbukan.

Hasil dari Metabolit sekunder tanaman inilah yang banyak digunakan sebagai obat-obatan pada manusia, seperti misalnya: Inulin dari akar dahlia sebagai media penyimpanan energi digunakan manusia untuk pengobatan ginjal; Kuinina dari kina yang menghasilkan rasa pahit sehingga mencegah tumbuhan dimakan herbivora, dan ini dijadikan sebagai obat malaria; serta morfin dari lateks opium merupakan pertahanan ketika biji opium yang sedang berkembang diserang, oleh manusia dijadikan sebagai bahan obat-obatan.

Bahkan tumbuhan yang beracun dapat memiliki manfaat secara medis. Tumbuhan mensintesis berbagai jenis fitokimia, tetapi sebagian besar merupakan turunan dari senyawa biokimia dasar, yaitu, sebagai berikut:

Alkaloid merupakan senyawa kimia yang memiliki cincin nitrogen. Alkaloid dihasilkan dari berbagai jenis organisme dari bakteri hingga animalia. Alkaloid dapat dimurnikan dengan menggubakan ekstraksi asam-basa. Berbagai alkaloid bersifat toksik bagi organisme lain. Contoh alkaloid adalah kafeina. Secara umum alkaloid memiliki rasa pahit.

Polifenol adalah senyawa yang mengandung cincin fenol. Contoh polifenol yaitu antosianin yang memberi warna ungu pada anggur, tannin yang memberi rasa pada teh, dan isoflavon dari kedelai.

Glikosida adalah molekul gula yang terikat dengan substansi non-karbohidrat, biasanya senyawa organik. Glikosida berperan sebagai media penyimpanan energi pada tumbuhan dan dapat diaktifkan melalui hidrolisis oleh enzim yang melepaskan rantai gula dari glikosida sehingga dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan.

Terpena adalah senyawa organik yang umumnya dihasilkan oleh konifer. Terpena memiliki aroma yang kuat dan berfungi melindungi konifer dari serangan serangga. Terpena ada pada resin atau getah konifer. Oleh manusia, terpena digunakan sebagai parfum, pemberi rasa pada makanan, dan aromaterapi.

Produksi Hortikultura di Indonesia per Tahun
(data tahun 2018)

0
(Juta Ton) Tanaman Buah
0
(Juta Ton) Tanaman Sayuran
0
(Ribu Ton) Tanaman Obat
0
(Juta Tangkai) Tanaman Hias
Tanaman Bunga

Tanaman Bunga atau Florikultura adalah sebuah disiplin ilmu yang terkait dengan pembudidayaan tanaman berbunga dan tanaman hias. Florikultura merupakan cabang dari hortikultura. Pembudidayaan untuk mendapatkan varietas baru menjadi topik utama bagi pakar florikultura.

Yang ditanam atau dibudidayakan di dalam florikultura bukan hanya tanaman yang berbunga, tetapi juga tanaman yang menjadi alas (bedding), dan atau tanaman inang, yang menjadj tempat tanaman berbunga tumbuh, serta tanaman pelengkap lainnya.

Pada florikultura, penanaman biasanya dilakukan di pot, di keranjang gantung, dan atau pada media lainnya, yang pada umumnya dijaga di dalam kondisi lingkungan yang terkontrol.

Tanaman yang dibudidayakan sebagian besar dijual sebagai tanaman hias untuk taman dan lanskap arsitektural. Tanaman bunga berukuran relatif kecil dalam pot dijual sebagai hiasan dalam ruangan untuk hotel, kantor, restoran, dan sebagainya. Contoh tanaman bunga yang terkenal yaitu Chrysanthemum, Pelargonium, Impatiens, dan Petunia.

Tanaman florikultura merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan memiliki prospek yang sangat cerah sebagai komoditas unggulan ekspor maupun untuk pemasaran dalam negeri.

Pada era perdagangan global, tidak lagi mengandalkan hambatan tarif tetapi lebih menekankan pada hambatan teknis berupa persyaratan mutu, sanitary dan phytosanitary. Kondisi ini menuntut produsen meningkatkan daya saing produknya termasuk tanaman florikultura.

Tanaman Taman (Lanskap)

Pertamanan adalah kegiatan mengolah dan menata lahan dengan menanam berbagai tanaman, dengan fokus tujuan menata dan memperhatikan segi keindahan (estetika). Dalam pengertian di Indonesia, pertamanan banyak terkait dengan penataan ruang menggunakan berbagai elemen alami, terutama tanaman. Elemen lainnya adalah patung, air, kolam, serta hewan.

Suatu taman dapat pula dibuat untuk menghasilkan sesuatu, seperti sayuran, buah, serta sumber pengobatan, atau untuk memelihara koleksi tanaman. Taman yang demikian dapat disebut pula sebagai kebun.

Tanaman dalam penataan Lanskap memiliki tiga fungsi utama, yaitu:
Fungsi arsitektural, yaitu pemanfaatan tanaman untuk membentuk bidang-bidang tegak terutama dalam membentuk ruang;
Fungsi lingkungan, yaitu fungsi tanaman yang lebih ditekankan untuk menciptakan kenyamanan dan keamanan dari faktor-faktor gangguan lingkungan, seperti polusi, erosi dan lain-lain; dan
Fungsi estetis tanaman, yaitu untuk memberikan nilai-nilai keindahan dalam mendukung kedua fungsi di atas.