Digital
Digital
Digitalisasi adalah proses pengubahan informasi analog ke dalam bentuk digital menggunakan konverter analog-ke-digital.
Karena penggunaan internet telah meningkat sejak tahun 1990-an, penggunaan digitalisasi juga meningkat.
Transformasi digital lebih luas dari sekedar digitalisasi proses yang ada. Transformasi digital memerlukan pertimbangan bagaimana produk, proses, dan organisasi dapat diubah melalui penggunaan teknologi digital baru.
Digitalisasi
Internet
Kita telah melewati era web 1.0 dan sekarang sedang menikmati era web 2.0.
Dan luarbiasanya.. sekarang juga sedang masif para jenius mengembangkan kelanjutan teknologi “perusak” ini.. untuk segera menuju era web 3.0.
Web 1.0 (1990 – 2005) adalah generasi pertama dari internet. Disebut juga website statis, Web 1.0 memiliki halaman web dasar yang dapat diakses dan dikomersialkan untuk pertama kalinya. Protokol seperti HTTP, HTML dan XML berasal dari awal dunia web.
Peramban web pertama datang selama web 1.0, ISP pertama yang memungkinkan Anda terhubung (melalui dial-up), dan alat pengembangan web pertama. Bahasa perangkat lunak seperti Java dan Javascript juga berasal dari masa ini.
Secara keseluruhan, itu adalah hari-hari awal untuk internet. Ciri utamanya adalah tidak adanya interaksi dengan pengguna dan karenanya dikenal sebagai “web statis”.
Web 2.0 (2006 – sekarang)
Diciptakan pada tahun 1999 oleh Darcy DiNucci, web 2.0 mengacu pada budaya partisipatif yang telah tumbuh di internet melalui konten yang dibuat pengguna atau “isi buatan pengguna” (user generated content), media sosial, dan aksesibilitas yang tersebar luas.
Web 2.0 telah menyebabkan pergeseran cara kita mengakses world wide web. Kita sekarang dapat menggunakan ponsel dan memiliki banyak aplikasi (app) di ujung jari. Ratusan aplikasi baru ditambahkan ke Play Store dan App Store setiap hari.
Generasi Web 2.0 saat ini juga mendorong hiruk-pikuk media sosial dengan Facebook, Instagram, Twitter, YouTube, TikTok, dan yang lainnya, mengikuti perintis media sosial seperti MySpace.
Komunikasi digital juga telah mencapai puncak baru dengan orang-orang yang memilih untuk menggunakan aplikasi seperti WhatsApp atau FB Messenger.
Web 3.0 adalah generasi internet berikutnya, masa depan internet. Web 3.0 membuat pengguna mengontrol data mereka sendiri.
Para pengguna (user) akan berpindah dari media sosial ke email atau belanja dengan satu akun dipersonalisasi, membuat catatan di Blockchain dari seluruh aktivitas.
Web 3.0 ini adalah era demokrasi digital. Desentralisasi, dan tanpa perantara. Tidak ada pusat penguasa data, yang “mbagusi” dan “nyultani”. Data Anda berada di bawah kendali Anda sendiri. Anda dapat memilih apa yang Anda rahasiakan dan apa yang Anda jual. Dan kemudian, tentu saja, Anda yang untung, bukan perusahaan Big Data.
Internet of Things
Pengertian Internet of Thing atau IoT adalah suatu teknologi yang memungkinkan terjadinya pertukaran atau transmisi data antar objek (benda) melalui pemanfaatan jaringan internet, dan tidak lagi memerlukan adanya perangkat penghubung, seperti komputer, dan campur tangan manusia dalam pengoperasiannya.
Internet of Things atau sering disebut IoT, adalah sebuah ide serta penerapan, dimana suatu objek tertentu mempunyai kemampuan untuk dapat berkomunikasi satu dengan objek yang lain, sebagai bagian dari satu kesatuan sistem terpadu, menggunakan jaringan internet sebagai penghubung, tanpa memerlukan adanya interaksi dari manusia ke manusia ataupun dari manusia ke perangkat komputer.
Ini adalah sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus. Adapun kemampuan seperti berbagi data, remote control, dan sebagainya, termasuk juga pada benda di dunia nyata.
Contohnya bahan pangan, elektronik, koleksi, peralatan apa saja, termasuk benda hidup yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor yang tertanam dan selalu aktif.
Pada dasarnya, Internet of Things mengacu pada benda yang dapat diidentifikasikan secara unik sebagai representasi virtual dalam struktur berbasis Internet. Istilah Internet of Things awalnya disarankan oleh Kevin Ashton pada tahun 1999 dan mulai terkenal melalui Auto-ID Center di MIT.
Pada awalnya, Internet of Things atau IoT ini memang lebih banyak digunakan dalam dunia industri dan mesin-mesin produksi. Namun sejalan dengan waktu dan meningkatnya kebutuhan manusia akan berbagai kemudahan dalam beraktivitas, maka bermacam produk teknologi yang dilengkapi IoT pun semakin beragam. Contoh lain teknologi IoT yang sudah banyak digunakan masyarakat umum, antara lain home voice control, lampu pintar, asisten virtual di smartphone, dan lain sebagainya.
Di sektor agrikultura, IoT sudah mulai berkembang pesat. mulai dari drone penyiram, sensor tanah lahan agrikutura, sensor air untuk irigasi, sensor pemantau ternak, dan lain-lain.
Manfaat IoT di bidang agrikultura.
Tanpa IoT, kegiatan usaha dan produksi hasil agrikultura akan terus berjalan. Tetapi dengan adanya penerapan IoT, diharapkan, kegiatan agrikultura akan lebih meningkat efisiensinya, dan terutama produktivitasnya.
Bidang IoT ini telah, sedang, dan masih akan terus berkembang. Berikut beberapa manfaat yang dapat diperoleh melalui penerapan IoT:
- Konektivitas. Melalui IoT, kita dapat mengoperasikan banyak hal dari satu perangkat misalnya smartphone.
- Efisiensi. Dengan peningkatan konektivitas, terdapat penurunan jumlah waktu yang biasanya dihabiskan untuk melakukan tugas yang sama.
- Kemudahan. Dengan penerapan IoT, tidak perlu mengoperasikan suatu perangkat secara manual serta dapat mempermudah suatu aktivitas.
Digital
Indeks Literasi Digital Indonesia
Budaya Digital
0
Etika Digital
0
Kecakapan Digital
0
Keamanan Digital
0
Transformasi Digital
Digitalisasi adalah proses mengkonversi aspek fisik proses dan alur kerja bisnis, menjadi aspek digital. Pewujudan hal-hal yang non-digital atau fisik menjadi format digital berarti bahwa sistem komputer dapat menggunakan informasi ini. Misalnya, formulir kertas dikonversi menjadi formulir digital secara online. Data digital tersebut kemudian dapat digunakan untuk analitik dan kecerdasan bisnis.
Dalam bisnis, inisiatif digitalisasi dapat mencakup proyek-proyek seperti:
Otomatisasi proses lama yang berbasis kertas atau manual; serta Memindahkan sistem secara online
Namun, digitalisasi saja tidaklah transformasional. Digitalisasi merupakah langkah awal yang penting dalam perjalanan transformasi digital. Transformasi digital memiliki cakupan yang lebih luas yang menciptakan pergeseran budaya yang dominan dalam organisasi.
Transformasi Digital adalah mengubah cara memberikan nilai secara mendasar. Mengadopsi teknologi digital inovatif untuk membuat perubahan budaya dan operasional yang beradaptasi lebih baik dengan perubahan.
Contoh transformasi digital meliputi hal berikut ini:
Mulai membangun solusi digital, seperti aplikasi seluler atau platform eCommerce;
Melakukan migrasi dari infrastruktur komputer on-premise ke komputasi awan;
Mengadopsi sensor pintar; dan lain-lain.
Istilah transformasi digital menjelaskan implementasi teknologi, talenta, dan proses baru agar tetap dapat bersaing di lanskap teknologi yang selalu berubah. Transformasi digital dilakukan untuk berada di baris terdepan, atau paling buruk, tidak tertinggal jaman.
Sangat terasa waktu semuanya merasakan kondisi waktu pandemi, “memaksa” sebuah organisasi harus memiliki kemampuan untuk cepat beradaptasi dengan perubahan seperti berikut:
Tekanan waktu peluncuran;
Gangguan rantai pasokan secara tiba-tiba;
Ekspektasi pemakai yang cepat berubah; dan lain-lain.
Manfaat
Transformasi digital ini lebih merujuk pada bagaimana cara teknologi mengubah suatu bisnis dengan segala bidang teknologi yang baru seperti pembelajaran mesin, data besar, dan internet untuk kepentingan bisnis tersebut. Dengan adanya konsep ini pastinya akan memberikan dampak yang sangat signifikan dan membuat proses bisnis yang sebelumnya menjadi lebih baik lagi.
Transformasi digital sendiri dapat mencakup banyak teknologi dan tentunya akan selalu berkembang seiring berjalannya waktu.
Untuk saat ini, teknologi yang paling cukup diminati dalam dunia bisnis adalah cloud computing, Internet of Things, big data, dan artificial intelligence atau Kecerdasan Artifisial.
Meningkatkan mobilitas.
Di era digital saat ini, banyak pelanggan menghabiskan waktunya dalam menggunakan smartphone maupun perangkat lainnya seperti tablet dan laptop. Sehingga tidak sedikit perusahaan yang memanfaatkan hal tersebut untuk meningkatkan produktivitas serta kapasitas perangkat-perangkat ini dengan mengadaptasi transformasi digital. Yang pada akhirnya, bertujuan untuk dapat meningkatkan kepuasan pengguna.
Membuat data lebih aman.
Manfaat lainnya dari transformasi digital adalah terwujudnya komitmen pada keamanan data oleh perusahaan, atau lembaga. atau institusi. Para pimpinan harus mampu melindungi informasi para anggotanya, khususnya pada jumlah yang sangat banyak dan apabila mengandung informasi-informasi yang bersifat rahasia atau sensitif.
Mendorong produktivitas.
Dengan adanya transformasi digital, produktivitas dapat ditingkatkan berkat penggunaan tool yang mempermudah dan mempercepat proses kerja. Tak hanya itu, biaya yang dikeluarkan oleh lembaga, atau institusi, atau perusahaan untuk tenaga kerja pun bisa menjadi lebih rendah.
Memberikan UX yang lebih baik.
Interface atau tatap muka yang jauh sederhana dan interaksi yang lebih mudah dipahami dapat membuat pekerjaan menjadi lebih produktif. Aspek-aspek yang meningkatkan user experience ini dapat terwujud dengan adanya transformasi digital.
Meningkatkan daya saing. Sebuah teknologi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan atau institusi bisa jadi sebuah nilai tambah dan modal untuk bersaing lebih kuat dari perusahaan lainnya di industri yang sama.