Pascapanen
Pascapanen adalah tahap penanganan hasil agrikultura segera setelah pemanenan. Penanganan pascapanen mencakup pengeringan, pendinginan, pembersihan, penyortiran, penyimpanan, dan pengemasan. Karena hasil agriklultura yang sudah terpisah akan mengalami perubahan secara fisik dan kimiawi dan cenderung menuju proses pembusukan. Penanganan pascapanen menentukan kualitas hasil agrikultura secara garis besar, juga menentukan akan dijadikan apa bahan hasil agrikultura setelah melewati penanganan pascapanen, apakah akan konsumsi segar atau dijadikan bahan makanan lainnya.
Penanganan pascapanen berbeda dengan pengolahan pangan karena tidak mengubah struktur fisik dan susunan kimiawi primer dari hasil agrikultura secara signifikan.
Tujuan utama dari penanganan pascapanen adalah mencegah susut bobot, memperlambat perubahan kimiawi yang tidak diinginkan, mencegah kontaminasi bahan asing dan mencegah kerusakan fisik. Sanitasi juga merupakan hal yang penting dalam mencegah keberadaan patogen perusak produk agrikultura.
Setelah dari lahan/kandang/kolam, penanganan pascapanen umumnya dilakukan di rumah pengepakan. Wujud dari rumah pengepakan dapat berupa gubuk sederhana yang menyediakan teduhan dan air mengalir; hingga rumah pengepakan skala besar dengan fasilitas modern termekanisasi yang dilengkapi sabuk konveyor, pensortiran otomatis, pendingin, dan sebagainya.
Pada proses pemanenan hasil agrikultura dengan mesin, penanganan pascapanen seperti perontokan, pembersihan, dan proses awal lainnya dapat terjadi berurutan, di mesin tersebut.
Teknik pascapanen adalah pemanfaatan ilmu teknik dalam kegiatan pensortiran, pengemasan, pengaturan temperatur, transportasi, dan penyimpanan sementara bahan biologis agrikultura. Aktivitas pascapanen melindungi kualitas produk agrikultura yang dipanen. Pensortiran misalnya, diperlukan agar mengetahui apakah produk memenuhi kriteria standar kualitas untuk dipasarkan, dan memisahkan antara bahan yang berbeda kualitasnya.
Secara singkat, pascapanen adalah aktivitas yang dilakukan terhadap hasil agrikultura yang telah dipanen tanpa mengubah susunan kimiawinya dan wujud fisiknya secara signifikan.
Secara garis besar, pemanfaatan ilmu teknik pada kegiatan pascapanen meliputi pemantauan sifat fisik dan kimiawi produk agrikultura dan penggunaan teknologi dalam menangani produk agrikultura setelah pemanenan.
Metode penanganan pascapanen akan sangat bervariasi karena produk agrikultura memiliki sifat fisik dan kimiawi yang sangat beragam. Bahkan untuk produk agrikultura yang berasal dari satu jenis tanaman, misal antara beras gabah (beras yang masih mengandung bekatul) dan beras putih (yang sudah dibersihkan dari bekatul) membutuhkan penanganan yang berbeda karena beras gabah masih mengandung protein sehingga berpotensi membusuk lebih cepat dibandingkan beras putih.







Pascapanen
Penyimpanan adalah kegiatan menunda pemindahan dengan meletakkan bahan di suatu tempat. Penyimpanan pruduk agrikultura biasanya bertujuan untuk menunggu waktu pemindahan yang tepat dan menunggu perubahan harga terjadi.
Selama penyimpanan, kualitas produk agrikultura akan terus berubah seiring waktu. Kadar nutrisi dapat berubah karena aktivitas enzimatis produk agrikultura masih terjadi. Pengendalian atmosfer merupakan metode yang dapat digunakan dalam menahan aktivitas enzimatis di dalam produk agrikultura dengan mengatur kadar karbon dioksida, oksigen, dan kadar air.
Bahan kimia lain dapat ditambahkan tergantung kebutuhan dan jenis produknya, misal pisang membutuhkan gas etilena untuk mempercepat proses pematangan buah.
Penyimpanan produk agrikultura berperan penting dalam menanggulangi hilangnya produk agrikultura secara keseluruhan. Jumlah produk agrikultura yang hilang akibat patogen ketika penyimpanan dapat melebihi hilangnya produk pertanian di lahan/kandang/kolam akibat hama dan penyakit. Penggunaan iradiasi sinar gamma dan penyemprotan pestisida dapat dilakukan untuk mematikan patogen sebelum penyimpanan dilakukan.
Transportasi adalah usaha pemindahan dari satu tempat ke tempat lainnya. Dalam teknik pascapanen, faktor yang perlu diperhatikan dalam transportasi produk pertanian adalah kondisi lingkungan dan gangguan selama transportasi.
Kondisi lingkungan yang perlu diperhatikan yaitu temperatur dan kelembaban sehingga pengaturan kondisi udara diperlukan. Gangguan selama transportasi selain kemungkinan keberadaan patogen, yaitu getaran, dan tubrukan antara produk pertanian dan produk pertanian dengan pengemasnya. Kerusakan mekanik dapat terjadi karena hal ini.
Pemilihan jenis dan bahan pengemas harus disesuaikan dengan sifat fisik produk pertanian seperti bentuk dan ukuran, reologi, kekuatan tekan, dan sebagainya. 