Agroindustri
Agroindustri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil agrikultura sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut. Industri Agrikultura adalah perusahaan yang memproses bahan nabati (yang berasal dari tanaman) atau hewani (yang dihasilkan oleh hewan). Proses yang digunakan mencakup pengubahan dan pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan distribusi. Produk Agroindustri ini dapat merupakan produk akhir yang siap dikonsumsi ataupun sebagai produk bahan baku industri lainnya.
Agroindustri merupakan bagian dari kompleks industri agrikultura sejak produksi bahan agrikultura primer, industri pengolahan atau transformasi sampai penggunaannya oleh konsumen. Agroindustri merupakan kegiatan yang saling berhubungan (interelasi), antara; produksi, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, pendanaan, pemasaran dan distribusi produk agrikultura.
Dari pandangan para pakar sosial ekonomi, agroindustri (pengolahan hasil agrikultura) merupakan bagian dari lima subsistem agribisnis yang disepakati, yaitu subsistem penyediaan sarana produksi dan peralatan; usaha tani, pengolahan hasil, pemasaran, sarana dan pembinaan.
Agroindustri dengan demikian mencakup : Industri Pengolahan Hasil Agrikultura (IPHA); Industri Peralatan Dan Mesin Agrikultura (IPMA); dan Industri Jasa Sektor Agrikultura (IJSA).
Industri Pengolahan Hasil Agrikultura (IPHA) dapat dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut :
- IPHA Tanaman Pangan, termasuk di dalamnya adalah bahan pangan kaya karbohidrat, palawija dan tanaman hortikultura.
- IPHA Tanaman Perkebunan, meliputi tebu, kopi, teh, karet, kelapa, kelapa sawit, tembakau, cengkih, kakao, vanili, kayu manis dan lain-lain.
- IPHA Tanaman Hasil Hutan, mencakup produk kayu olahan dan non kayu seperti damar, rotan, tengkawang dan hasil ikutan lainnya.
- IPHA Perikanan, meliputi pengolahan dan penyimpanan ikan dan hasil laut segar, pengalengan dan pengolahan, serta hasil samping ikan dan laut.
- IPHA Peternakan, mencakup pengolahan daging segar, susu, kulit, dan hasil samping lainnya.
Industri Peralatan dan Mesin Agrikultura (IPMA) dibagi menjadi dua kegiatan sebagai berikut :
- IPMA Budidaya Agrikultura, yang mencakup alat dan mesin pengolahan lahan (cangkul, bajak, traktor dan lain sebagainya).
- IPMA Pengolahan, yang meliputi alat dan mesin pengolahan berbagai komoditas pertanian, misalnya mesin perontok gabah, mesin penggilingan padi, mesin pengering dan lain sebagainya.
- IJSA Perdagangan, yang mencakup kegiatan pengangkutan, pengemasan serta penyimpanan baik bahan baku maupun produk hasil industri pengolahan agrikultura.
- IJSA Konsultasi, meliputi kegiatan perencanaan, pengelolaan, pengawasan mutu serta evaluasi dan penilaian proyek.
- IJSA Komunikasi, menyangkut teknologi perangkat lunak yang melibatkan penggunaan komputer serta alat komunikasi modern lainya.

















Agroindustri
Kontribusi ke PDB
0
%
dari total tenaga kerja
0
%
(M, USD) Nilai Ekspor
Dengan agrikultura sebagai pusatnya, agroindustri merupakan sebuah sektor ekonomi yang meliputi semua perusahaan, agen dan institusi yang menyediakan segala kebutuhan agrikultura dan mengambil komoditas dari agrikultura untuk diolah dan didistribusikan kepada konsumen.
Nilai strategis agroindustri terletak pada posisinya sebagai jembatan yang menghubungkan antar sektor agrikultura pada kegiatan hulu dan sektor industri pada kegiatan hilir. Dengan pengembangan agroindustri secara cepat dan baik dapat meningkatkan, jumlah tenaga kerja, pendapatan petani-nelayan-peternak, volume ekspor dan devisa, pangsa pasar domestik dan internasional, nilai tukar produk hasil agrikultura dan penyediaan bahan baku industri.
Pengembangan Agroidustri di Indonesia terbukti mampu membentuk pertumbuhan ekonomi nasional. Di tengah krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998, agroindustri ternyata menjadi sebuah aktivitas ekonomi yang mampu berkontribusi secara positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Selama masa krisis, walaupun sektor lain mengalami kemunduran atau pertumbuhan negatif, agroindustri mampu bertahan dalam jumlah unit usaha yang beroperasi.
Kelompok agroindustri yang tetap mengalami pertumbuhan antara lain yang berbasis kelapa sawit, pengolahan ubi kayu dan industri pengolahan ikan. Kelompok agroindustri ini dapat berkembang dalam keadaan krisis karena tidak bergantung pada bahan baku dan bahan tambahan impor serta peluang pasar ekspor yang besar. Sementara kelompok agroindustri yang tetap dapat bertahan pada masa krisis adalah industri mi, pengolahan susu dan industri tembakau yang disebabkan oleh peningkatan permintaan di dalam negeri dan sifat industri yang padat karya. 